Kudus (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong pengembangan bahan bakar minyak (BBM) dari bahan baku sawit agar Indonesia bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.
Ia mengungkapkan inovasi pembuatan bensin sawit (Bensa) tersebut, memang diinisiasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dua tahun sebelumnya. Lantas didorong supaya bisa ditingkatkan dari skala laboratorium menuju skala yang lebih besar.
Baca juga: MIND ID komitmen dukung Indonesia mandiri energi
Akhirnya dibuat dengan skala power plant 1.000 liter industrial vegetable oil (IVO) bisa menghasilkan bensin sawit (Bensa) dengan tingkat oktan (RON/Research Octane Number) 115 yang mempunyai kualitas tinggi.
Pada kesempatan tersebut, Arifin Tasrif juga mengapresiasi PT Pura yang memfasilitasi pabrik percontohan tersebut. Indonesia harus terus berupaya mandiri di bidang apa yang menjadi kebutuhan masyarakat luas.
Sementara itu impor BBM selalu meningkat tinggi, sedangkan produksi minyak mentah dalam negeri juga masih diupayakan untuk ditingkatkan agar bisa menjadi negara yang tidak bergantung pada impor.
"Berapa banyak biaya devisa yang harus dikeluarkan, berapa banyak biaya subsidi yang harus dialokasikan. Upaya anak bangsa melakukan inovasi teknologi sangat penting agar bisa mengurangi impor," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah akan uji jalan kendaraan B40 pada awal Februari 2022
Untuk pembuatan BBM sawit tersebut, diakui memang masih tahap awal, sehingga masih butuh perjuangan panjang menuju arah komersial. Meskipun demikian, pihaknya optimistis akan berjalan dengan baik menuju skala produksi komersial.
Apalagi, Indonesia penghasil sawit cukup besar sehingga ketersediaan CPO yang cukup melimpah harus dimanfaatkan, terutama di daerah penghasil sawit setidaknya bisa menjadi produsen bensa, sedangkan untuk skala besarnya pemerintah harus membuat kilang besin sawit.
Perwakilan PT Pura Barutama Kudus Dandi Zulkarnain menambahkan bahwa uji coba pembuatan bensa memang dimulai sejak dua tahun yang lalu dengan memanfaatkan IVO yang produsennya berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, sedangkan reaktor katalisnya di ITB.
Sementara itu keterlibatannya, kata dia, dalam rangka menciptakan mesin kreatif untuk mendukung karakter khusus untuk industri. Demi kemandirian Bangsa Indonesia, PT Pura siap mendukung penuh.
Bupati Kudus Hartopo menambahkan bahwa PT Pura Barutama merupakan salah satu perusahaan yang memiliki komitmen dalam pengembangan energi terbarukan. Untuk itu, jalinan kerja sama dengan Kementerian ESDM bisa menjadi sumbangsih untuk Indonesia sehingga menjadi ikon baru di Kabupaten Kudus.
"Terima kasih atas dukungannya, dengan adanya pengolahan bahan bakar dan didukung oleh penguasaan teknologi, semoga dapat meningkatkan semangat kami dalam rangka terus berupaya memajukan Kabupaten Kudus," ujarnya.