Muarojambi (ANTARA) - Stasiun Klimatologi (Staklim) Muarojambi BMKG Jambi merilis Provinsi Jambi akan memasuki musim kemarau pada dasarian kesatu Bulan Juni 2022.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Staklim Muarojambi Rudi Annuar Yudha Tri Saputra didampingi prakirawan Bastian Andarino dalam keterangannya yang disampaikan melalui 'zoom meeting' dari Kantor Staklim Muarojambi, Jumat.
"Berdasarkan pengamatan dan parameter iklim yang kami teliti dan peroleh, Provinsi Jambi akan memasuki musim kemarau pada Bulan Juni dasarian pertama," kata Rudi.
Rilis perkiraan musim kemarau di Provinsi Jambi oleh tim Staklim Muarojambi itu dihadiri oleh berbagai stakeholder seperti Pemprov Jambi, BPBD, Dinas Pertanian, BPTP Jambi, UPTD pertanian daerah serta yang lainnya.
Prakirawan Staklim Jambi Bastian Andarino berdasarkan pantauan muson Asia dan muson Australia, menunjukkan musim kemarau tahun ini di Jambi sifatnya normal dan masih akan ada hari hujan, artinya tidak kering.
Ia menyebutkan puncak kemarau diperkirakan pada Bulan Juli hingga dasarian pertama Agustus.
"Berdasarkan pembagian Zona Musim atau "Zom" di Provinsi Jambi terdapat 10 zona musim yang memiliki perbedaan karakter iklim dan cuacanya," kata Bastian.
Daerah yang ada di wilayah timur Jambi, akan memasuki musim kemarau lebih dahulu. Ada beberapa daerah yang mengalami musim kemarau lebih cepat atau maju, ada juga yang mengalami mundur atau lebih lambat memasuki kemarau karena.
Sementara itu curah hujan pada April dan Mei diperkirakan curah hujan masih normal, meski ada di wilayah Bungo sedikit lebih tinggi.
Prakiraan awal musim kemarau tersebut sangat penting dan diperlukan untuk menentukan atau menyesuaikan musim tanam, manajemen irigasi, penanggulangan bencana alam khususnya karhutla hingga pengendalian hama.
Perwakilan dari BPBD Provinsi Jambi Ade menyebutkan, informasi musim kemarau serta karakternya tahun 2022 sangat diperlukan untuk melakukan antisipasi dan pencegahan karhutla.
"Kami sangat memerlukan informasi awal kemarau dan sifatnya tahun ini.
Informasinya awal musim kemarau Juni dengan sifatnya normal tak kering. Namun tetap untuk mengantisipasi karhutla harus tetap siaga," kata Ade.
Hal senada diungkapkan oleh prakirawan Bastian Andarino yang menyebutkan kendati sifat kemarau 2022 termasuk normal, namun untuk antisipasi karhutla tetap harus tetap siaga karena faktornya tak semata dari musim kemarau.
"Karhutla tidak semata akibat kemarau, tapi ada faktor lain seperti manusianya dan juga kondisi gambut dan lainnya. Antisipasi karhutla mutlak dilakukan," kata Prakirawan Staklim Murojambi itu menambahkan.