Melbourne (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Rabu pagi, menghapus kerugian sesi sebelumnya, di tengah harapan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina dan memberikan pengingat baru pasokan tetap ketat karena data menunjukkan stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 1,29 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 105,53 dolar AS per barel, menghapus penurunan 1,6 persen pada Selasa (29/3/2022).
Baca juga: AS, Eropa bahas pelarangan impor minyak Rusia
Fokus beralih ke pasokan ketat setelah kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah AS turun 3 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Maret, menurut sumber pasar. Ini tiga kali lipat penurunan rata-rata 10 analis yang disurvei oleh Reuters.
Pasar telah turun sekitar 2,0 persen di sesi sebelumnya setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain, lebih dari sebulan setelah invasi ke Ukraina yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya.
Namun, laporan serangan terus berlanjut, dan meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ada tanda-tanda yang menjanjikan dari pembicaraan damai yang diadakan di Istanbul pada Selasa (29/3/2022), dia mencari hasil nyata.
Baca juga: Minyak tembus 100,99 dolar AS/barel dipicu sanksi Barat terhadap Rusia
"Kami dapat mengatakan bahwa sinyal yang kami terima dari pembicaraan itu positif, tetapi mereka tidak meredam ledakan peluru Rusia," kata Zelenskiy dalam pidato larut malam.
Analis Commonwealth Bank Tobin Gorey mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "Pemulihan (harga) menunjukkan pasar minyak, setidaknya, memiliki tingkat skeptisisme yang kuat tentang setiap 'kemajuan'."
Menjaga pasar tetap ketat, produsen-produsen minyak utama tidak mungkin meningkatkan produksi di atas 400.000 barel per hari yang disepakati ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, bertemu pada Kamis (31/3/2022), beberapa sumber yang dekat dengan kelompok itu mengatakan.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, anggota kunci OPEC+, mengatakan kelompok itu tidak akan mengambil tindakan terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, dengan mengatakan kelompok produsen hanya untuk menstabilkan pasar dan tidak terlibat dalam politik.