Pandeglang (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan sejak dua tahun bertransformasi secara konsolidasi dan terbukti berdasarkan laporan keuangan bahwa BUMN yang awalnya meraup keuntungan Rp13 triliun kini menjadi Rp90 triliun.
Keuntungan BUMN-BUMN itu didasari bekerja dengan sehat dan berkarakter juga mengutamakan akhlak.
Sebab, kekayaan tanpa akhlak akan menimbulkan kerakusan juga sebaliknya
kepintaran tanpa akhlak akan menimbulkan kesombongan.
Dengan bekerja keras dan sehat, berakhlak maka terbukti BUMN dapat meraup keuntungan hingga mencapai Rp90 triliun," katanya.
BUMN juga menyeimbangkan situasi pasar di tengah pandemi COVID-19 harga masker mencapai Rp100 ribu dan dilakukan operasi pasar dengan jaringan 1.300 perusahaan kimia sehingga dapat menurunkan hingga Rp5.000.
Selain itu juga BUMN melakukan intervensi market dengan menggelar operasi pasar ( OP) minyak goreng, dimana masyarakat gonjang-ganjing harga minyak goreng.
Namun, kini harga minyak goreng dijual dengan harga paket murah untuk masyarakat.
Hal itu sejalan dengan amanah orang tua kami bahwa ekonomi diibaratkan kopi yang memerlukan air panas dan gula harus diaduk-aduk biar merata.
Ekonomi adalah pemerataan dan tidak mungkin menetes ke satu pihak maupun ke satu kelompok lain.
Karena itu, peran penting BUMN harus mengintervensi pengimbang pasar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan demikian, Menteri BUMN kerapkali mendatangi tempat pendidikan dan pondok pesantren umat islam.
"Seharusnya Menteri BUMN berada di tengah umat dan mendorong akhlak itu, karena pesantren dan pendidikan Islam sudah memiliki pondasi," katanya.
Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan, ID FOOD berkomitmen untuk mendukung Pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk upaya meningkatkan kemandirian pangan melalui Pondok Pesantren.
Hal tersebut diwujudkan dengan gelaran pasar murah bersama Kementerian BUMN dan pondok pesantren di wilayah Banten. Sebanyak 2000 paket sembako (beras, minyak goreng, dan gula), didistribusikan melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Rajawali Nusindo untuk memenuhi kebutuhan komunitas santri di Pondok Pesantren.
“Kami senang ada kegiatan pasar murah dari BUMN di pondok pesantren karena kebutuhan pangan pokok juga diperlukan para santri maupun keluarga,” ungkap Ida, pengurus Ponpes Mathla’ul Anwar
Sementara itu, Direktur Komersial dan Pengembangan PT PPI Andry Tanundjaja mengatakan cadangan minyak goreng melimpah dan mencukupi kebutuhan nasional,terlebih pemerintah menyetop impor minyak goreng.
Karena itu, PPI terus dan akan tetap mendukung program pemerintah dalam keterjangkauan dan ketersediaan pangan dengan menjual paket murah.
"Kami hadir di sini dengan minyak goreng yang terjangkau masyarakat. Sebelumnya kami pun telah mendistribusikan minyak goreng lebih dari 12 juta liter dan lebih dari 25 ribu paket pangan murah selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri," ungkap Andry.
PPI sebagai offtaker pada rantai pangan dan juga ekspor gateway, dalam peranannya melalui program TJSL ini menyalurkan bantuan paket pangan murah sebagai salah satu rangkaian program Bulan HUT PPI Ke-19, dengan isi paket pangan berupa minyak goreng kemasan 2 liter dan beras kemasan 2.5kg dari harga jual semula Rp81.500 menjadi Rp50.000.