Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) makin optimistis untuk mendorong kinerja pembiayaan hijau seiring dengan efektifnya penerbitan obligasi hijau (BNI green bond) senilai Rp5 triliun.
"Kami bersyukur dan tentunya bangga sekali karena telah berhasil menerbitkan green bond. Kebanggaan ini makin lengkap karena sambutan dan apresiasi luar biasa dengan oversubscribe hingga empat kali. Tentunya dana yang terhimpun akan langsung kami gunakan untuk mendorong kinerja green banking lebih kuat lagi," katanya.
Ia mengatakan green banking adalah masa depan perbankan nasional. Terlebih, konsep ekonomi yang akan digunakan di masa depan adalah ekonomi sirkular, yakni ekosistem ekonomi yang mengedepankan daur ulang berbagai limbah sebagai bahan baku produksi guna mengurangi eksploitasi komoditas alam yang berlebihan. Model ekonomi ini mengedepankan efisiensi untuk mengurangi pembuangan efek rumah.
Mucharom menuturkan BNI akan melakukan pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.
"Dana dari green bond juga akan disalurkan pada proyek konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, dan pertanian berkelanjutan, dengan memperhatikan Peraturan OJK No. 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond)," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Mucharom memaparkan per kuartal I-2022, BNI membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG di semua lini bisnis. Portofolio hijau BNI mencapai Rp170,5 triliun. Nilai ini mengambil porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit BNI.
Pembiayaan hijau ini, lanjut dia, utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp115,2 triliun.
"Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,3 triliun," katanya.
Baca juga: BNI catat jumlah pengguna "mobile banking" capai 11,8 juta
Baca juga: Obligasi hijau BNI "oversubscribe" 4 kali akibat tingginya peminat
Baca juga: BNI Tokyo pindah ke distrik bisnis untuk ekspansi pasar Jepang