Jambi (ANTARA) - Untuk meningkatkan produktifitas kelapa sawit di Jambi, pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Jambi berencana meremajakan atau replanting kelapa sawit seluas 7.500 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten di daerah itu.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal di Jambi, Selasa, mengatakan untuk target 2022 yang diberikan pusat bantuan replanting sawit seluas 7.500 hektare dan sekitar 2.000 hektar lebih dan sedang proses .
Untuk program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pemerintah memberikan bantuan senilai Rp30 juta per hektare.
Ia menjelaskan, tahun 2022 ada tujuh kabupaten yang mengusulkan replanting kelapa sawit, yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Batang Hari, Bungo,Tebo, Sarolangun, Merangin dan Kabupaten Tanjungjabung Barat.
Agusrizal mengatakan, tujuan dilakukan replanting kelapa sawit yaitu meningkatkan produktifitas dan produksi, karena sawit yang ada di Jambi rata rata sudah berumur lebih dari 25 tahun.
"Apabila yang dulu itu pihak perusahaan menanam dapat 20 ton perhektar pertahun, kalau bibit yang baru ini bisa mencapai 30 hingga 45 ton perhektar pertahun dan apalagi petani kita bisa mencapai 12 ton perhektar pertahun dan ini bisa mencapai tiga kali lipat produksi sebelumnya dengan menggunakan program replanting," katanya.
Sementara untuk bibitnya sendiri, ada penangkar yang resmi dan telah bersertifikat dan sekarang ini ada sebanyak 67 penangkar sawit yang sudah bersertifikat dan tersebar di kabupaten atau kota di Jambi.
Sebanyak 110 kelompok petani sawit yang sudah mengajukan pengusulan replanting belum lagi ada kelompok kelompok baru.
"Target kita hamparan kelapa sawit yang lebih tua dari 25 tahun atau produktifitasnya rendah harus diganti," kata Gusrizal.
Replating sawit yang sudah tersalurkan dananya dari pemerintah pusat dari 2017 hingga 2022 itu senilai Rp477 miliar lebih dengan luas lahan mencapai 17.888 hektare.