Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sesi sebelumnya, karena investor bereaksi terhadap pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, namun dolar AS yang melemah menahan kerugian logam kuning lebih lanjut.
Harga emas berjangka terangkat 14,9 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.727,80 dolar AS pada Rabu (7/9/2022), setelah jatuh 9,70 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.712,90 dolar AS pada Selasa (6/9/2022), dan melonjak 13,30 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,722,60 dolar AS pada Jumat (2/9/2022).
Bursa Comex tutup pada Senin (5/9/2022) untuk libur Hari Buruh AS.
Selama diskusi di konferensi moneter Cato Institute pada Kamis (8/9/2022), Powell mengatakan The Fed sangat berkomitmen untuk menurunkan inflasi, dan bahwa Fed menerima tanggung jawab untuk menstabilkan harga-harga, yang didefinisikan sebagai inflasi 2,0 persen dari waktu ke waktu.
Pernyataan Ketua The Fed yang menegaskan kembali komitmennya terhadap sikap kebijakan hawkish meredam emas, karena mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tajam oleh bank sentral.
Harga emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun 6.000 ke penyesuaian musiman 222.000 untuk pekan yang berakhir 3 September, terendah dalam tiga bulan terakhir.
Sementara itu dolar AS melemah di tengah penguatan euro setelah Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (8/9/2022) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 18,2 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada 18,442 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 19,2 dolar AS atau 2,27 persen, menjadi ditutup pada 866,40dolar per ounce.