Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut menjadi kembali bertengger di atas level psikologis 1.650 dolar AS, terangkat oleh greenback yang lebih lemah.
Harga emas berjangka terdongkrak 2,60 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.636,80 dolar AS pada Kamis (20/10/2022), setelah anjlok 21,60 dolar AS atau 1,3 persen menjadi 1.634,20 dolar AS pada Rabu (19/10/2022), dan tergelincir 8,20 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.655,80 dolar AS pada Selasa (18/10/2022).
Dolar AS melemah pada Jumat (21/10/2022), di tengah rebound tajam mata uang Jepang dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,79 persen menjadi 111,9900 pada akhir perdagangan.
Pedagang pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada November diikuti oleh kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Desember oleh Federal Reserve (Fed).
Analis pasar berpendapat bahwa emas masih di bawah tekanan dan tidak akan mampu mempertahankan reli apapun untuk beberapa waktu.
"Jika suku bunga terus merayap lebih tinggi seperti yang mereka lakukan, itu akan terus menekan pasar emas dalam waktu dekat," kata Direktur Perdagangan Logam, David Meger, di High Ridge Futures. "Fokusnya terus jelas pada suku bunga dan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed."
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 37,7 sen atau 2,02 persen, menjadi ditutup pada 19,066 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melonjak 18,80 dolar AS atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada 933,90 dolar AS per ounce.