Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian selama tiga sesi berturut-turut, karena ekuitas AS turun tajam setelah peringatan perlambatan global yang akan datang mempercepat pelarian investor ke tempat yang aman pada akhir pekan.
Harga emas tergelincir 2,6 persen untuk minggu ini.
Harga emas berjangka anjlok 31,8 dolar AS atau 1,86 persen menjadi 1.677,30 dolar AS pada Kamis (15/9/2022), setelah jatuh 8,30 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.709,10 dolar AS pada Rabu (14/9/2022), dan merosot 23,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.717,40 dolar AS pada Selasa (13/9/2022).
Emas menemukan dukungan tambahan karena pembacaan awal September dari indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) berada di 59,5, naik dari 58,2 pada Agustus.
Sementara itu, pembacaan survei UM tentang ekspektasi inflasi satu tahun turun menjadi 4,6 persen pada September dari 4,8 persen pada Agustus, terendah sejak September 2021. Prospek inflasi lima tahun turun menjadi 2,8 persen, jatuh di bawah kisaran 2,9 persen menjadi 3,1 persen untuk pertama kalinya sejak Juli 2021.
Pasar emas juga melihat beberapa pemburu barang murah karena harga terlalu murah (oversold), menurut analis pasar.
Namun para analis telah memperingatkan akan lebih banyak kerugian dalam emas setelah tergelincir di bawah level psikologis 1.700 dolar AS, level support utama - awal pekan ini.
Para investor menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan dan keputusan kenaikan suku bunga. Ekspektasi kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin oleh The Fed meroket setelah inflasi AS menunjukkan sedikit tanda-tanda pendinginan pada Agustus.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 11,2 sen atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 19,381 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 2,70 dolar AS atau 0,30 persen, menjadi ditutup pada 901 dolar AS per ounce.