Jambi (ANTARA) - Festival Renaja Swarnadwipa digelar Pemkab Muaro Jambi didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bentuk mengajak masyarakat mengenali lebih dekat kebesaran Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) yang merupakan bagian sejarah peradaban Melayu.
"Rangkaian Kenduri Swarnabhumi terus berlanjut di daerah-daerah dilalui aliran Sungai Batang Hari dan salah satunya di Kabupaten Muaro Jambi jadi wilayah pelaksana yang bertujuan guna mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang sejarah dan peradaban kebudayaan yang pernah ada di sekitar KCBN Muaro Jambi sehingga dapat dikenal lebih luas," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, di Jambi Senin.
Melalui Festival Renjana Swarnadwipa ini juga diharapkan segala kearifan lokal masyarakat Jambi dan sekitarnya yang diwariskan leluhur dapat diketahui lebih banyak lagi berbagai kearifan lokal di sekitar di Muaro Jambi yang tidak dapat dilepaskan dari alam dan lingkungannya. Hal ini terpampang nyata, Hilmar melanjutkan, dengan keberadaan Sungai Batang Hari yang membentuk peradaban masyarakat akuatik Melayu.
Dengan begitu kelestarian alam Sungai Batang Hari harus terus dijaga agar kebudayaan tetap hidup dan dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022 inilah Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek mencoba menghubungkan kembali sejarah kebudayaan yang lahir dari alam Sungai Batang Hari yang terus berlangsung hingga kini dalam berbagai tradisi adat.
Hilmar juga mengatakan selain itu Festival Renjana Swarnadwipa merupakan realisasi pemajuan kebudayaan sebab mendorong masyarakat dan ilmuwan untuk menggali makna dan kebesaran sejarah KCBN Muaro Jambi untuk kepentingan masa depan.
“KCBN Muaro Jambi memiliki warisan sejarah yang membanggakan untuk Indonesia.
Sementara itu Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi, Abdul Haviz mengatakan, dulu KCBN Muaro Jambi hanyalah kawasan hutan rindang yang sebagian ditanami kebun durian dan duku milik masyarakat, namun kini situasinya telah berubah sejak banyak kalangan mengenal asal sejarah KCBN Muaro Jambi sehingga dikunjungi serta ingin mempelajari keberadaan kawasan situs yang luasnya 3.982 hektare tersebut.
KCBN Muaro Jambi yang dibangun abad ke 7 saat ini justru mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. Pemugarannya sejak tahun 1977 masih dikerjakan dan akan terus dilakukan. Dari ratusan yang telah teridenfikasi, baru 12 telah dipugar, Pemugaran tidak berhenti dilakukan sebab KCBN Muaro Jambi termasuk candi terbesar dan begitu pula promosi keberadaan KCBN Muaro Jambi terus ditingkatkan hingga mancanegara guna diketahui Festival Renjana Swarnadwipa menampilkan keragaman budaya dari berbagai akulturasi yang tertinggal di Pulau Emas (Sumatera).
Festival Renjana ajak masyarakat kenali kebesaran KCBN Muaro Jambi
Senin, 19 September 2022 16:35 WIB