Solo (ANTARA) - Sejumlah teman SMA Presiden RI Joko Widodo menanggapi isu terkait dengan ijazah palsu yang sempat mencuat pada beberapa waktu terakhir.
"Kami merasa terpanggil untuk ikut menjelaskan dan juga meluruskan. Kami semua, terutama di belakang ini adalah teman-teman seangkatan beliau (Jokowi)," katanya.
Jika ijazah Jokowi diragukan keasliannya, kata dia, artinya ijazah rekan-rekan lain yang satu angkatan dengan Jokowi juga diragukan.
"Kami semua ikut bertanggung jawab secara moral untuk mengklarifikasi sekaligus meluruskan," katanya.
Mantan guru Kimia Presiden Jokowi Sri Hariyadi Ningsih mengaku sudah mengajar Jokowi sejak kelas 1 hingga kelas 3 SMA.
Menurut dia, pada saat itu SMAN 6 Surakarta masih bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).
Selama mengajar, Sri Hariyadi Ningsih menilai Presiden Jokowi memiliki kelebihan daripada siswa lain, khususnya untuk mata pelajaran Kimia. Bahkan, Jokowi selalu memperoleh nilai yang tinggi pada mata pelajaran tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Kepala SMAN 6 Surakarta Munarso memperlihatkan buku induk yang membuktikan bahwa Presiden Jokowi memang benar-benar pernah sekolah di SMAN 6 Surakarta.
Bahkan, dia juga memperlihatkan salinan ijazah Jokowi. Ia mengatakan bahwa SMAN 6 Surakarta awalnya bernama SMPP yang berdiri pada tanggal 26 November 1975. Pada saat itu, jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Syarif Thayeb.
Selanjutnya, pada tahun 1977 sekolah tersebut mulai menerima peserta didik baru dan Presiden Jokowi masuk menjadi salah satu siswa pada angkatan pertama.
"Jokowi lulus pada tanggal 30 April 1980," katanya.
Terkait dengan hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengatakan isu tersebut tidak perlu diperpanjang. Apalagi, belum lama ini juga sudah ada klarifikasi dari UGM yang menjadi tempat kuliah Presiden Jokowi.
"Ya, mau masuk SMP 'kan pakai ijazah SD, mau masuk SMA 'kan pakai SMP, daftar kuliah pakai ijazah SMA, daftar kerja pakai ijazah perguruan tinggi," katanya.