Singapura (ANTARA) - Dolar sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Jumat sore, tetapi berada dekat posisi terendah 16 minggu karena data yang menunjukkan peningkatan belanja konsumen AS menguatkan harapan investor bahwa puncak suku bunga sudah dekat.
Data pada Kamis (1/12/2022) menunjukkan bahwa belanja konsumen AS pada Oktober meningkat pada laju terbesarnya sejak Januari dan pasar tenaga kerja tetap tangguh, dengan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun minggu lalu.
Tanda-tanda terbaru dari ekonomi AS yang kuat datang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada Rabu (30/11/2022) bahwa sudah waktunya untuk memperlambat kenaikan suku bunga, mencatat bahwa "melambat pada titik ini adalah cara yang baik untuk menyeimbangkan risiko."
Data "memperkuat pandangan pasar bahwa FOMC semakin mendekati akhir siklus pengetatan moneternya" dan itu telah membebani dolar AS, kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.
Investor sekarang mengalihkan perhatian mereka ke data penggajian non-pertanian (NFP) pada Jumat waktu setempat untuk petunjuk bagaimana kenaikan suku bunga telah mempengaruhi pasar tenaga kerja.
"Dalam waktu dekat, pasar mata uang akan didorong oleh laporan penggajian AS dan mengingat pasar memantau dengan cermat tanda-tanda perubahan arah FOMC dan laporan yang lebih lemah hari ini akan membebani dolar," tambah Kong.
Prospek Fed memperlambat laju pengetatan moneter telah meremajakan sentimen investor dan mengirim dolar jatuh setelah empat kali kenaikan 75 basis poin (bps) berturut-turut yang memicu sebagian besar kenaikan greenback tahun ini.
Pedagang berjangka sekarang memperkirakan suku bunga acuan Fed akan mencapai puncaknya sedikit di bawah 5,0 persen pada Mei, dibandingkan dengan puncak di atas 5,0 persen sebelum komentar Powell pada Rabu (30/11/2022).
Sementara itu, dolar 0,16 persen lebih rendah pada 135,12 yen, setelah tergelincir serendah 135,01 yen sebelumnya - terendah sejak 18 Agustus. Euro turun 0,02 persen menjadi 1,0524 dolar, setelah naik 1,0 persen semalam.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde memperingatkan pada Jumat bahwa beberapa kebijakan fiskal pemerintah Eropa dapat menyebabkan kelebihan permintaan, dan bahwa kebijakan fiskal dan moneter perlu bekerja selaras untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan seimbang.
Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,22445 dolar, turun 0,15 persen. Pound sterling menguat 1,7 persen semalam dan menyentuh level tertinggi 5 bulan di 1,2311 dolar.