Jakarta (ANTARA) - Industri Pulp dan Kertas (IPK) lakukan antisipasi kondisi ekonomi global 2023 dengan mengidentifikasi dan menganalisa isu-isu global seperti Sirkular Ekonomi, Environment Social Governance (ESG), Energi dan Perubahan Iklim yang mempengaruhi struktur perekonomian global. Untuk itu, maka perlu dilakukan penguatan terhadap industri strategis nasional, melakukan berbagai program dalam transisi energi dan ekonomi hijau seperti yang telah tertuang dalam deklarasi G20 di Bali, serta menyelesaikan berbagai permasalahan terkait dengan perundingan perdagangan internasional seperti CEPA/FTA.
Pelemahan perekonomian global dan prediksi peningkatan inflasi yang akan diramalkan terjadi pada tahun 2023 menjadi salah satu poin yang ditekankan untuk diantisipasi oleh industri pulp dan kertas Indonesia, selain itu isu-isu yang tengah berkembang seperti perang rusia-ukraina, pandemic covid yang masih belum pulih, berkembangnya berbagai tren proteksionisme perdagangan serta emisi gas rumah kaca juga menjadi aspek yang akan memicu pelemahan global, sehingga diyakini bahwa sektor industri merupakan pilar utama untuk menopang perekonomian nasional kedepannya.
“Di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat, kita perlu tetap optimis terlebih-lebih melihat laju pertumbuhan IPK yang masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Industri Pulp dan Kertas Indonesia harus dapat memanfaatkan tantangan global yang ada sebagai peluang untuk terus tumbuh dan berkembang” jelas Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida.
Hai ini diungkapkan Liana dalan rapat kerja APKI 2022 untuk menyusun prioritas kertas tahun mendatang. Mengambil tema “Peluang Industri Pulp dan Kertas dalam Menghadapi Perekonomian Global” tersebut juga dihadiri Dewan Pengawas APKI Ngakan Timur Antara. Raker ini pertama kali dilakukan sejak Kongres APKI Maret lalu.
Sementara itu Ngakan Timur Antara mengatakan bahwa penting untuk adanya kerjasama yang erat untuk meneruskan berbagai program yang akan dijalani dan juga menyusun program-program yang akan meningkatkan kinerja Industri Pulp dan Kertas. “Success Story tahun lalu APKI terlibat dalam Pameran World Paper Tissue (WPT) yang diikuti oleh 765 perusahaan dari 19 negara serta pelaksanaan seminar internasional mengenai ESG yang mengundang pembicara dan peserta dari berbagai negara” jelas Ngakan.
“Namun, dalam pelaksanaan beberapa program tersebut, tentunya IPK mengalami berbagai tantangan seperti dalam penyusunan direktori masih perlu adanya fiksasi pendataan dengan K/L dan juga pendataan dari industry. Dalam fora Internasional, diharapkan APKI terus bisa mendorong melalui Pemerintah untuk penyusunan dan mengawal perdagangan yang lebih fair, diharapkan APKI juga bisa turut aktif dalam adanya keketuaan Indonesia di ASEAN seperti mengikuti forum bisnis KTT ASEAN dan negara mitra bisnis lainnya”
Beberapa program yang akan diperkuat dan dikembangkan pada industri pulp dan kertas Indonesia meliputi isu Ekonomi Sirkular dan penekanan aspek Life Cycle Assessment (LCA), Pentingnya implementasi Enviromental, Social and Governance (ESG), Ketersediaan energi dan akselerasi energi transisi yang berkelanjutan, perubahan iklim dan nilai ekonomi karbon serta pentingnya koordinasi data dan informasi sebagai poin penting untuk proses anlisa dan pembuatan kebijakan, khususnya untuk koordinasi sistem pelaporan data dan informasi di berbagai Kementerian/Lembaga.
“Berbagai tren global tersebut diharapkan dapat diantisipasi dengan baik oleh industri pulp dan kertas Indonesia, untuk mencapai hal tersebut juga butuh sinergi dan koordinasi yang baik dari para pihak dari industri dan juga Pemerintah, Spirit kerjasama dan kolaborasi baik ditingkat nasional, regional dan global juga harus makin dikedepankan dengan melakukan tata kelola yang berfungsi dengan baik” ujar Liana menutup sambutan pembukaannya. (Adv)
APKI: IPKperlu perkuat ESG untuk antisipasi ekonomi global
Kamis, 15 Desember 2022 11:17 WIB