Chicago (ANTARA) - Emas berjangka sedikit melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk sesi ketiga berturut-turut karena pasar berhati-hati menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve, sementara beberapa data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan kian mendukung dolar. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, turun tipis satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi ditutup pada 1.841,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.855,00 dolar AS dan terendah di 1.837,00 dolar AS.
Bursa Comex ditutup pada Senin (20/2/2023) untuk libur memperingati Hari Presiden.
Tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, risalah rapat FOMC pada 1 Februari dirilis. Risalah menunjukkan bahwa meskipun beberapa orang ingin menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, sebagian besar peserta setuju kenaikan suku bunga 25 basis poin diperlukan, dan lebih banyak kenaikan suku bunga dibutuhkan untuk mencapai target inflasi Federal Reserve sebesar 2,0 persen.
Hampir semua peserta mengamati bahwa memperlambat laju kenaikan suku bunga akan memungkinkan manajemen risiko yang tepat. Federal Reserve memperkirakan puncak suku bunga tahun ini, risalah menunjukkan.
Naiknya suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam mulia lainnya, mengingat hal itu memperkuat dolar dan imbal hasil obligasi pemeribtah dan meningkatkan peluang kerugian untuk memegang emas.
Emas memperpanjang kerugiannya setelah rilis risalah Fed.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 21,30 sen atau 0,97 persen, menjadi ditutup pada 21,677 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 4,70 dolar AS atau 0,50 persen, menjadi menetap pada 953,30 dolar AS per ounce.