Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi mengawal perbaikan gizi dua ibu hamil berisiko stunting karena dikhawatirkan melahirkan bayi tak sesuai dengan pertumbuhan yang diharapkan.
Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya di Bangko, Kamis, mengatakan dua ibu hamil berisiko melahirkan anak stunting itu berdasarkan pemeriksaan medis diketahui diameter kandungannya tak sesuai dengan usia kandungan.
Namun setelah dilakukan intervensi gizi, ibu hamil Ani Hamdan (20), warga Desa Buluran Panjang, Kecamatan Tabir, terdata memiliki lingkar lengan atas pertama 20 cm sekarang menjadi 22 cm. Untuk berat badan saat ini 40,2 kilogram sebelumnya hanya 35,4 kilogram.
Sedangkan Emi Ningsih (17) merupakan ibu hamil warga Desa Buluran Panjang, Kecamatan Tabir dengan lingkar lengan atas pertama 19 cm kemudian pada kunjungan itu masih tetap 19 cm, berat badan yang tadinya 41 Kg sekarang juga masih tetap 41 Kg.
"Alhamdulillah ibu hamil sasaran berisiko stunting itu setelah diintervensi satu bulan, Eni Hamdan mengalami perkembangan. Namun Emi Ningsih belum mengalami perkembangan, kami harapkan pada kunjungan berikutnya sudah membaik," ujar Wabup.
Wabup menegaskan, intervensi terhadap ibu hamil sasaran berisiko stunting itu melibatkan semua leading sektor, salah satunya termasuk dari kalangan akademisi.
Pada kesempatan itu wabup didampingi Wakil Ketua TP PKK Merangin Juniarti Nilwan bersama para sejumlah mahasiswa STIKES menyerahkan bantuan kepada kedua ibu hamil tersebut berupa, susu dan telur.
Guna lebih fokus terhadap intervensi ibu hamil sasaran beresiko dan balita stunting itu, Bupati Kabupaten Merangin Mashuri rencananya akan meluncurkan program Bapak Asuh Stunting (BAS).
Tak hanya ibu hamil, pihaknya juga fokus memberikan intervensi gizi pada balita yang terindikasi stunting (gagal tumbuh).
Sebanyak tiga anak ditemukan berkondisi fisik sangat pendek atau mengalami gagal tumbuh (stunting) di Desa Muara Kelukup, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Pusat di Desa Muara Kelukup, terdapat lima orang anak kasus stunting. Dari kelima anak itu, ada tiga orang anak kondisinya sangat pendek dan dua lagi pendek.
Sedangkan dari data fakta di lapangan yang ditemukan Puskesmas setempat dan bidan Desa Muara Kelukup, hanya ada dua orang anak yang kondisi tubuhnya dikategorikan pendek dan tidak ada anak yang kondisinya sangat pendek.
Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya mengatakan, anak yang masuk kategori pendek ini nantinya setelah umur tiga tahun akan diberi makanan tambahan dan asupan gizi yang cukup.
"Mudah-mudahan apa yang telah dikategorikan stunting bisa normal. Itu harapan kita ke depannya," ujar Wabup.
Untuk itu, Wakil Bupati Merangin meminta kepala Puskesmas, Camat, serta perangkat desa, untuk segera mengecek data dari P3KE Pusat di wilayah kerja masing-masing.
"Saya minta semua petugas di desa untuk mengecek betul fakta di lapangan. Apa ada balita atas nama yang tertera di P3KE Pusat itu, dengan kondisi sebenarnya di masyarakat,’’ katanya.
Ia menekankan pentingnya semua pihak menyadari bahwa penanganan stunting (gagal tumbuh kembang pada anak) menjadi tanggung jawab bersama.