Bangko, Merangin (ANTARA) - Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Nilwan Yahya memaparkan strategi dan inovasi percepatan penurunan stunting di kabupatennya di hadapan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat Bonivasius Prasetyo Ichtianto.
Dua inovasi penurunan stunting itu dipaparkan Nilwan Yahya, Rabu, pada rapat kerja daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jambi 2023 yang bertajuk 'Terabas' dan 'Teluk Missa'.
"Terabas itu merupakan singkatan dari kata Temukan Rujukan Anak Stunting bersama Bapak Asuh Anak Stunting, sedangkan ‘Teluk Missa’ singkatan dari ‘Telusur Keluarga Miskin Desa," katanya.
Pada acara Rakorda itu, ditunjukkan juga video bagaimana Ketua TPPS Merangin turun langsung melaksanakan program Terabas dan Teluk Missa hingga pelosok desa terpencil.
Untuk di Kabupaten Merangin, kata Nilwan Yahya, percepatan penurunan angka stunting dilakukan secara terintegrasi, berjenjang dan intervensi berkala sampai balita benar-benar sembuh total yang dibantu langsung oleh bapak asuh.
Begitu juga dengan pencegahannya dengan dilakukan pengawasan indikasi stunting dari masa calon pengantin.
Tak heran bila dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, Kabupaten Merangin prevalensi stunting sebesar 14,5 persen atau telah terjadi penurunan 5,2 persen dari 2021 tercatat sebesar 19,7 persen.
Rakorda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jambi 2023 tersebut, dibuka Gubernur Jambi Al Haris yang diwakili Sekdaprov Jambi Sudirman.
Dalam penanganan stunting keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya, untuk masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, katanya.