Chicago (ANTARA) - Emas berjangka turun tajam pada akhir perdagangan, Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik melemah setelah stabil di sesi sebelumnya karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga AS bisa menjadi jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Emas berjangka tidak berubah pada 1.854,60 dolar AS pada Senin (6/3/2023), setelah melonjak 14,10 dolar AS atau 0,77 persen menjadi pada 1.854,60 dolar AS pada Jumat (3/3/2023), dan tergelincir 4,90 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.840,50 dolar AS pada Kamis (2/3/2023).
Dalam kesaksiannya kepada Komite Perbankan Senat AS pada Selasa (7/3/2023), Powell membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif karena prioritasnya adalah memulihkan stabilitas harga daripada pekerjaan.
"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," kata Powell.
Kesaksian Powell meningkatkan kemungkinan laju kenaikan suku bunga yang lebih agresif, yang mendorong dolar AS dan meredam emas. Sudah ada analis pasar yang memperkirakan bahwa mungkin ada kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan 22 Maret Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Powell akan muncul kembali di hadapan panel Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Rabu waktu setempat.
“Sangat menarik bahwa dia membiarkan debat 25 basis poin versus 50 basis poin terbuka,” kata ekonom Adam Button, mengacu pada komentar Powell, dalam sebuah posting di forum ForexLive. “Ini adalah lampu hijau untuk pendakian (yang lebih besar).”
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (7/3/2023) bahwa persediaan kulakan AS turun 0,4 persen seperti yang diperkirakan pada Januari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei melemah 93,60 sen atau 4,43 persen, menjadi ditutup pada 20,199 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 42,30 dolar AS atau 4,32 persen, menjadi menetap pada 936,30 dolar AS per ounce.