Chicago (ANTARA) - Harga emas naik menjadi menetap sedikit di bawah level psikologi 2.000 dolar AS pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya, karena dolar melemah menjelang keputusan Federal Reserve tentang suku bunga AS yang diawasi secara ketat.
Emas berjangka jatuh 28,60 dolar AS atau 1,42 persen menjadi 1.990,50 dolar AS pada Jumat (21/4/2023), setelah naik 11,80 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 2.019,10 dolar AS pada Kamis (20/4/2023), dan merosot 12,40 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.007,30 dolar AS pada Rabu (19/4/2023).
Dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS keduanya berbalik lebih rendah pada Senin (24/4/2023) setelah rebound minggu lalu dari posisi terendah satu tahun.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menambah seperempat poin lagi dalam apa yang akan menjadi kenaikan suku bunga kesepuluh dalam waktu kurang dari 15 bula dalam pertemuan Mei mendatang, membawa suku bunga ke puncak 5,25 persen dari era pandemi hanya 0,25 persen.
"Emas mencoba untuk kembali ke tempatnya semula, di atas level 2.000 dolar AS per ounce," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
“Pelemahan dolar membantu mengirim emas lebih tinggi karena investor mulai lebih percaya bahwa Fed akan memberikan lebih banyak penurunan suku bunga tahun depan."
Level 2.000 dolar tetap menjadi titik harga psikologis penting untuk emas. Para analis pasar berpendapat bahwa emas sedang dalam koreksi. Karena kepercayaan pasar masih rapuh, emas sebagai safe haven akan tetap menarik bagi investor untuk sementara waktu.
Investor juga menunggu laporan produk domestik bruto AS yang akan dirilis pada Kamis (27/4/2023).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 25,30 sen atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 25,311 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 41 dolar AS atau 3,60 persen, menjadi menetap pada 1.097,70 dolar AS per ouce.