Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan, kepercayaan publik untuk memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) cukup tinggi, sebagaimana terindikasikan dalam hasil jajak pendapat.
Pernyataan Abaraham tersebut menanggapi hasil jajak pendapat Bagian Litbang Kompas pada pertengahan Juni 2023 yang menyebutkan dari 377 responden, sebanyak 71,6 persen yang mengikuti kepesertaan JKN-KIS menggunakannya untuk berobat, dengan rincian 24,1 persen menggunakannya secara rutin dan 47,5 persen memanfaatkannya beberapa kali.
Sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2014, kata Abraham, program KIS telah mengalami peningkatan signifikan dalam memberikan akses kesehatan gratis kepada masyarakat. Program perluasan JKN, ujarnya, memberikan manfaat kepada jutaan peserta, termasuk yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah melalui KIS-PBI.
Data BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa dari 6 juta peserta KIS-PBI pada 2014, jumlah kunjungan mencapai 15 juta. Jumlah tersebut meningkat pada 2022, di mana dari 48 juta peserta KIS-PBI, terdapat 236 juta kunjungan.
"Tentu pemerintah memiliki catatan masih ada pelayanan yang harus ditingkatkan. Tapi saat ini begitu besar masyarakat yang menikmati layanan kesehatan gartis," ujar Abraham.
Selain aspek kesehatan, kata dia, program KIS juga berhasil mengurangi angka kemiskinan. Studi Universitas Indonesia menunjukkan, pada 2019 program KIS diperkirakan berhasil menyelamatkan 8,1 juta orang dari kemiskinan.
"Sebab jika tanpa pelayanan kesehatan gratis maka mereka akan jatuh miskin karena tinggi biaya kesehatan, apalagi saat pandemi COVID-19,” kata dia.
Menurut dia, untuk memastikan program JKN-KIS bisa berkelanjutan, KSP bersama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Sekretariat Kabinet mengawal pelaksanaan Inpres No 1/2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan JKN.
Salah satu strategi agar JKN-KIS berkelanjutan itu melalui peningkatan jumlah skrining kesehatan gratis dari 2,23 juta pada 2021 menjadi 15,5 juta pada 2022 atau naik tujuh kali lipat.
"Dengan skrining kesehatan gratis diharapkan masyarakat menyadari tingkat risiko kesehatan tubuh mereka sehingga pola hidup bisa menjadi lebih sehat," kata dia.