New York (ANTARA) - Dolar AS merosot terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), sebagai tanggapan atas laporan penggajian non-pertanian untuk Juli yang mengecewakan, yang jauh dari harapan.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan pada Jumat (4/8/2023) bahwa para pengusaha AS menambahkan 187.000 pekerjaan, yang jauh dari perkiraan pasar 200.000.
BLS juga merevisi angka untuk Mei dan Juni, menurunkan perolehan pekerjaan untuk bulan-bulan tersebut masing-masing menjadi 281.000 dan 185.000.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS mundur dari tertinggi 10-bulan setelah rilis laporan pekerjaan tersebut.
Data penggajian non-pertanian yang lebih lemah dari perkiraan menunjukkan bahwa suku bunga tinggi telah mulai memberikan tekanan pada pasar kerja, yang mungkin bullish untuk obligasi karena Federal Reserve mungkin kurang hawkish pada pertemuan berikutnya.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Jumat (4/8/2023), Presiden Bank Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee mencatat bahwa laporan penggajian non-pertanian Juli "cukup seperti yang kami harapkan," dan "pertanyaannya adalah: berapa lama kita akan bertahan pada level ini?, bukan tentang kapan kenaikan berikutnya akan terjadi."
Meskipun laporan penjualan ritel kawasan euro mengecewakan, yang menunjukkan penurunan 0,3 persen bulan demi bulan pada Juni, mata uang Eropa tetap tidak terpengaruh dan tidak menghadapi tekanan turun.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1009 dolar AS dari 1,0944 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2754 dolar AS dari 1,2701 dolar AS.
Dolar AS dibeli 141,8580 yen Jepang, lebih rendah dari 142,7030 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8727 franc Swiss dari 0,8751 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3379 dolar Kanada dari 1,3354 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,5834 krona Swedia dari 10,7100 krona Swedia.