Batanghari, Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batanghari, Jambi meminta petani padi setempat menggunakan data perkiraan cuaca dan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam menentukan masa tanam guna menghindari potensi gagal panen.
"Saya meminta kepada para petani untuk tidak lagi menggunakan metode - metode lama penanaman padi tapi harus sudah berpatokan pada data cuaca dan iklim BMKG," kata Bupati Batanghari M Fadhil Arief saat panen raya padi di Kecamatan Batin XXIV, Rabu.
Fadhil mengakui bahwa saat ini sejumlah lahan padi di daerahnya berpotensi gagal panen akibat dampak dari cuaca panas di beberapa pekan terakhir yang mengakibatkan kekeringan.
Berdasarkan data hingga 30 September 2023 jumlah areal persawahan yang terdampak kekeringan dengan kategori ringan, sedang dan berat yakni seluas 169,5 hektare. Tapi areal persawahan tersebut belum dilaporkan gagal panen
Fadhil menegaskan bahwa potensi gagal panen yang dialami oleh petani ini merupakan dampak dari El Nino. Meskipun dampak dari El Nino ini tidak semua petani di daerah tersebut mengalaminya.
Sebagai langkah mitigasi, ia meminta kepada petani harus selalu menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Batanghari melalui petugas dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (PPP).
Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah menginginkan seluruh petani menjadi lebih cerdas, dengan melihat perkiraan dari BMKG tidak lagi menggunakan metode-metode yang lama untuk menentukan waktu penanaman.
Ia menyebutkan bahwa sebagian besar lahan sawah yang gagal panen tersebut diketahui masih menggunakan indikator atau sistem lama. Sistem itu mengakibatkan padi yang belum siap dipanen, tapi air di lahan sudah mengering.
Meski berpotensi terjadi gagal panen, Bupati optimistis bahwa jumlah panen padi di daerahnya tahun ini akan melampaui realisasi panen tahun lalu.
Dia menyebutkan hingga saat ini rata-rata hasil panen padi mencapai 4,8 ton.
Sementara itu, tercatat sepanjang tahun 2023 luas lahan sawah di Kabupaten Batanghari yang mengalami gagal panen akibat banjir dan hama tikus seluas 146 hektare.