Padang (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan Indonesia berpeluang menciptakan sekitar 46 juta lapangan pekerjaan baru seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Dengan besarnya peluang lapangan kerja baru tersebut, Kemendikbudristek mendorong setiap pimpinan perguruan tinggi untuk menyiapkan langkah dan strategi agar lulusan yang dihasilkan bisa mengisi lapangan kerja itu.
Dorongan tersebut dikarenakan mengingat perguruan tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
"Perguruan tinggi menjadi kunci untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, terutama mengisi masa Indonesia Emas pada 2045," jelas dia.
Di sisi lain, Prof Tjitjik tidak menampik berdasarkan hasil riset, masyarakat juga berpotensi kehilangan sekitar 23 juta lapangan kerja akibat kemajuan teknologi dan informasi.
Oleh karena itu, setiap rektor atau pimpinan perguruan tinggi dituntut adaptif dan efisien dalam menghadapi berbagai perubahan di masyarakat. Saat ini, tidak ada pilihan selain perguruan tinggi bertransformasi dan menguatkan relevansi terhadap perkembangan global.
Ia mengatakan revolusi 4.0 menuju society 5.0 semakin menguatkan ekonomi berbasis inovasi. Salah satu modal utama tumbuhnya inovasi dan pengetahuan ekonomi ialah melahirkan talenta-talenta kreatif.
Pada kesempatan itu, ia menilai sebagai perguruan tinggi berbasis riset, Universitas Andalas mempunyai potensi besar dalam menyiapkan inovasi dan inovator menuju knowledge economic.
"Unand harus mempertegas identitasnya dengan mendorong ekosistem riset untuk menghasilkan lulusan yang bisa menjawab tantangan di masyarakat," harap dia.