Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan getaran gempa yang dirasakan oleh masyarakat Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah pada Kamis malam, berasal dari aktivitas sesar lokal di Teluk Tomini, Kabupaten Parigi Moutong dan tidak berpotensi tsunami.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Palu Sujabar dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, masyarakat Sirenja sempat merasakan getaran gempa skala III MMI, atau getaran dirasakan secara nyata dalam rumah atau seperti truk berlalu beberapa saat pada Kamis (29/2) malam sekitar pukul 23.34 WITA.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat setempat untuk tidak khawatir karena getaran yang dirasakan itu berasal dari gempa dangkal yang timbul akibat adanya aktivitas sesar lokal.
Berdasarkan analisa petugas BMKG pusat episenter gempa berada di Teluk Tomini, pada kedalaman 5 kilometer, atau berjarak 7 kilometer arah Timur Laut Toribulu, Parigi Moutong.
"Hasil pemodelan juga ditemukan gempa tersebut berkekuatan 4,4 magnitudo dan tidak berpotensi tsunami," kata dia,
Meski demikian kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan bagi masyarakat di Sirenja, Donggala maupun juga di Toribulu, Parigi Moutong yang dari jaraknya terjangkau dari pusat gempa itu.
Penting untuk diingat, menurut dia, bila merasakan getaran seperti maka sebelum kembali ke dalam rumah akan lebih baik periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.
BMKG: Getaran gempa di Donggala timbul akibat aktivitas sesar lokal
Jumat, 1 Maret 2024 8:00 WIB
......Hasil pemodelan juga ditemukan gempa tersebut berkekuatan 4,4 magnitudo dan tidak berpotensi tsunami......