Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kota Jambi, Provinsi Jambi menegaskan keberadaan posyandu menjadi kunci informasi mengenai tumbuh kembang balita yang berguna untuk penyelarasan data stunting.
"Semua informasi sumber data kuncinya ada di posyandu yang tahu tumbuh kembang balita," kata PJ Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih di Jambi, Selasa.
Sri menegaskan penanganan stunting ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah melainkan butuh peran semua pihak untuk berkolaborasi.
Kepada tim pendamping keluarga (TPK) , Sri mengingatkan untuk berkelanjutan memberikan pendampingan dimulai dari calon pengantin sampai pasangan usia subur.
"Para TPK bisa lebih intens dalam menjalankan tugas, guna mencapai target 12 persen angka stunting Kota Jambi di 2024," katanya.
Untuk mencapai target tersebut, Sri menekankan pentingnya gotong royong dan kolaborasi dari semua tim lapangan.
Keberhasilan Pemkot Jambi dalam penanganan stunting telah di apresiasi oleh Pemerintah Pusat. Dalam hal ini Pemkot Jambi mendapatkan dana insentif fiskal stunting atas keberhasilan penanganan stunting 2023.
Dia juga meminta Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) untuk memastikan TPK bekerja dengan maksimal memonitoring dan mengevaluasi secara berkala guna terbangun sinergisitas untuk sektoral.
Sementara itu, Dinas Kesehatan melakukan verifikasi hasil penginputan data di aplikasi e-PPGBM oleh puskesmas.
Dinas PMPPA, terangnya, dapat meningkatkan pemberdayaan posyandu untuk maksimal dalam pengukuran dan penimbangan tumbuh kembang balita.
Plt Kepala DPPKB Mulyadi Yatub mengatakan TPK memiliki peran penting mulai dari pemeriksaan kesehatan calon pengantin dan calon pasangan usia subur, pemeriksaan ibu hamil dan memastikan sasaran pasca persalinan untuk KB, serta memastikan sasaran balita melakukan pengukuran secara berkala pada fasilitas kesehatan.
TPK juga memberikan edukasi tentang risiko stunting dan memfasilitasi rujukan keluarga sasaran terkait jaminan kesehatan, sosial penanganan bedah rumah dan sanitasi.