Jambi (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Jambi memberikan akses seluas-luasnya kepada warga binaan untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebagai sarana edukasi dan refleksi diri mereka selama menjalani hukumannya di lapas tersebut.
"Salah satu kegiatan yang jadi sorotan kami adalah pemanfaatan fasilitas perpustakaan sebagai sarana edukasi dan refleksi diri bagi warga binaan," kata Kepala Lapas Kelas II A Jambi Batara Hutasoit di Jambi Selasa.
Kalapas menjelaskan bahwa hal itu menjadi komitmen pihaknya dalam mendukung rehabilitasi warga binaan melalui kegiatan pembinaan kepribadian.
Kegiatan ini, lanjut dia, bertujuan untuk menumbuhkan minat baca, memperluas wawasan, serta membentuk karakter positif warga binaan melalui akses bacaan yang beragam, mulai dari buku-buku agama, motivasi, hingga keterampilan hidup.
Dalam suasana tenang dan penuh semangat, warga binaan tampak secara rutin memanfaatkan perpustakaan untuk membaca dan berdiskusi bersama.
Batara Hutasoit mengatakan bahwa perpustakaan bukan hanya tempat membaca, melainkan juga menjadi ruang untuk merenung dan memperbaiki diri.
"Kami percaya bahwa literasi memiliki kekuatan untuk mengubah pola pikir dan melalui kegiatan ini, sekaligus ingin mendorong warga binaan untuk lebih produktif dan siap kembali ke tengah masyarakat," ujarnya.
Salah satu warga binaan berinisial R mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat membantu dalam pembinaan dirinya.
"Sejak rutin membaca buku motivasi dan agama, saya merasa lebih tenang dan optimistis menjalani masa pembinaan. Ini jadi momen penting untuk memperbaiki diri," kata warga binaan berinisial R.
Ke depannya, pihak lapas akan terus meningkatkan koleksi buku dan merancang program literasi lanjutan seperti pelatihan menulis dan diskusi buku guna memperkaya pengalaman belajar warga binaan.
Dengan adanya program ini, Kalapas berharap warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
"Semua warga binaan tidak mendapat perlakuan khusus dari pihak lapas secara pribadi dan mewah. Namun, menerima pembinaan kepribadian sesuai dengan minat dan bakat," kata Batara Hutasoit.
