Jambi (ANTARA Jambi) - Sejumlah daerah kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi terancam gerusan abrasi yang semakin meluas di daerah itu.
Anto (35), salah seorang warga Desa Desa Pangkal Duri, Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mengatakan, akibat abrasi sungai dan pantai di daerah itu menyebabkan sejumlah kawasan di daerahnya terkena banjir.
"Kondisi ini diperparah dengan adanya aktivitas perusahaan sehingga menyebabkan bahaya abrasi semakin meluas," ujarnya di Muarasabak, ibukota Tanjabtim, Selasa.
Sudah lima tahun warga di desanya mengeluhkan kondisi tersebut, namun belum ada langkah strategis dari pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan dalam lima tahun terakhir ini abrasi atau kikisan bibir sungai sudah mencapai dua kilometer lebih.
Akibat gerusan abrasi itu, sejumlah perkebunan milik warga, seperti kebun kelapa dalam, sawit, pinang maupun tanaman lainnya banyak yang rusak karena tergenang air.
Sementara itu, Abdullah (40), waga Dusun Parit Sepuluh menyebutkan, sejumlah daerah di Kecamatan Mendahara juga mengalami kondisi yang sama. Akibat abrasi itu banjir di desanya hampir terjadi setiap tahun.
Sementara itu, Kepala Desa Pangkal Duri Abdul Rahman berharap pemerintah bisa segera turun tangan mengatasi gerusan abrasi tersebut.
"Kami khawatir apabila musim phujan tiba, daerah kami selalu terkena banjir, sebab sejumlah perkebunan kami sudah ada yang terkena abrasi kira-kira 200 hektare," jelasnya.
Abrasi di Tanjabtim tidak hanya melanda sejumlah desa di daerah itu, sebab berdasarkan catatan yang ada, abrasi di daerah paling timur Provinsi Jambi ini sudah menelan 60 persen kawasan pantai di daerah itu.
Kondisi paling parah terjadi di sepanjang pantai Desa Lambur Luar, Desa Alang Alang dan Sumber Naik. Kemudian di Kecamatan Muarasabak Timur serta pantai Teluk Kijing di Kecamatan Nipah Panjang.
Hasil penelitian Kantor Pengendali Dampak Lingkungan Tanjabtim, setidaknya garis pantai Tanjabtim sudah bergerak ke dalam antara 50-100 meter. Beberapa bangunan dan rumah penduduk ada yang sudah hancur diterjang gelombang laut. (KR-BS)