Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi membutuhkan sekitar 100 ribu masker untuk mengantisipasi gangguan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di sebagian daerah di Provinsi Jambi.
"Jika melihat stok masker yang ada tentu masih kurang. Stok masker di Dinkes Tanjabtim hanya lima ribu, sementara kebutuhan normal, minimal 100 ribu masker," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Samsiran kepada wartawan di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjabtim, Senin.
Terkait hal itu, Dinkes Tanjabtim berencana melayangkan surat kepada Dinkes Provinsi Jambi untuk meminta bantuan stok tambahan masker.
Meski berdasarkan pantauan indeks pencemaran udara (Ispu), udara di Provinsi Jambi masih pada kondisi sedang, namun kabut asap masih terlihat jelas hampir di sebagian besar daerah Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Tanjabtim.
"Melalui pusat-pusat kesehatan di kecamatan dan desa, kami sudah memberikan imbauan agar masyarakat mengurangi aktivitas kegiatan di luar rumah. Apalagi bagi warga yang memiliki riwayat penyakit asma. Kondisi seperti ini cukup riskan karena kabut asap ini," ujar Samsiran.
Sebelumnya, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus menyatakan kondisi udara di Provinsi Jambi masih dalam kondisi sedang yakni di bawah 80. Kondisi tidak normal atau berbahaya apabila indeks udara di atas 100.
"Namun demikian, kami tidak tinggal diam, Pemprov Jambi sudah membentuk tim khusus penanganan kebakaran lahan dan hutan di Jambi dengan melibatkan berbagai instansi terkait," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data di Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, sekurangnya 1.300 hektare lahan dan hutan di daerah itu hangus terbakar.
Seluas 300 hektare di antaranya berada di kawasan hutan konservasi yakni di Taman Nasional Berbak (TNB) dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Dan saat ini sudah bisa dipadamkan," ujar kepala BKSDA Jambi, Trisiswo.(Ant)