Jambi (ANTARA Jambi) - Kontribusi atau Dana Bagi Hasil sektor minyak bumi dan gas bagi Kabupaten Sarolangun hingga triwulan III tahun 2013 ini masih belum maksimal, sebab realisasinya baru Rp38,8 miliar.
Jumlah itu masih jauh dari target yang dicanangkan Bupati Sarolangun Cek Endra sebesar Rp60 miliar, kata Kepala Bidang Migas, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sarolangun Fahmi di Sarolangun, Kamis.
Ia mengatakan, jika diukur dari produksi yang terjual (lifting) hingga triwulan III tahun ini dana bagi hasil (DBH) dari sektor migas sudah cukup besar.
"Data triwulan III, produksi minyak mentah kita sebesar Rp38,8 miliar. Jumlahnya masih akan terus bertambah sebab perkiraan sampai akhir tahun lifting akan mencapai 1,404,79 ribu barel.
Namun, jika dilihat dari target yang sudah dicanangkan oleh bupati maka realisasi tersebut masih jauh.
Dalam beberapa kesempatan Bupati Sarolangun menyampaikan agar realisasi DBH dari sektor migas bisa mencapai Rp60 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, menurut Fahmi, selain menggenjot produksi perusahaan yang ada, juga harus diimbangi dengan lobi ke pusat.
Beberapa waktu lalu Bupati Sarolangun Cek Endra pernah mengatakan sudah selayaknya daerah penghasil migas seperti Sarolangun mendapatkan alokasi DBH yang lebih besar dari daerah yang tidak memiliki migas.
Menurut Bupati, seharusnya Kabupaten Sarolangun dikategorikan sama dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat yang sama-sama sebagai daerah menghasilkan minyak dan gas.
"Tahun lalu kita kebagian DBH sekitar Rp35 miliar, dengan pembagian sektor gas bumi Rp16 miliar dan sektor batu bara Rp1,2 miliar. Hal ini masih terkategori sama dengan dana non penghasil, jadi kita upayakan agar DBH kita bertambah," katanya.
Oleh karena itu, sebagai daerah penghasil sudah selayaknya Sarolangun paling sedikit kebagian DBH sekitar Rp60 miliar. Bupati juga mengaku terus melakukan lobi ke pusat.(Ant)