"Terkait kapal tenggelam di wilayah perairan Malaysia, pagi ini kami mendapat informasi data bahwa jumlah (WNI) yang telah diselamatkan 19 orang dan 15 orang meninggal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, secara terpisah menyebutkan, 19 WNI yang selamat itu, terdiri dari 10 warga Provinsi Aceh, dua orang Sumatera Utara, satu warga Sumatera Barat, tiga warga Surabaya, dan tiga WNI lain yang belum diketahui asalnya.
"Dalam upaya untuk mengidentifikasi siapa yang selamat dan siapa yang meninggal agak sulit karena mereka tidak kenal satu sama lain," katanya.
Untuk itu, satuan tugas di Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur terus mengidentifikasi di lapangan.
Tim SAR dari Malaysia juga telah dikerahkan di perairan kecelakaan itu terjadi, terdiri dari tujuh kapal dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malyasia, tiga kapal dari Angkatan Laut Malaysia, satu kapal dari Polisi Diraja Malaysia, dan tiga pesawat terbang.
Tim SAR dari Malaysia juga telah dikerahkan di perairan kecelakaan itu terjadi, terdiri dari tujuh kapal dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malyasia, tiga kapal dari Angkatan Laut Malaysia, satu kapal dari Polisi Diraja Malaysia, dan tiga pesawat terbang.
Ukuran kapal kayu itu kecil, sekitar 15 meter panjang dan tiga meter lebar. Dia tenggelam hanya 10 mil laut dari pantai Sabak Berenam, negara bagian Selangor, Malaysia, dengan dugaan penyebab kelebihan muatan.
"Menurut nelayan Malaysia muatan kapal saat itu 100 orang penumpang
padahal kapasitas kapal maksimal 70 orang," kata Iqbal. Nelayan setempat
melaporkan kecelakaan maut itu pada pukul 10.30 waktu setempat.