Jakarta (ANTARA Jambi) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar semua pihak menghentikan kekerasan dan kriminalisasi terhadap kebebasan berekspresi dan demonstrasi damai pada peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia 2015.
"Tapi saya juga mengingatkan demonstrasi itu juga ada aturannya. Jadi misalnya, ini aturan, jarak dari istana, ternyata ada aturannya," kata Presiden Jokowi dalam acara Peringatan Hari Hak Asasi Manusia se-Dunia ke-67 Tahun 2015 di Istana Negara Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan bahwa pemenuhan hak asasi manusia bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah pusat tapi juga Pemerintah Daerah (Pemda).
Oleh karena itu, Presiden mendukung pelaksanaan dan perbanyakan kota/kabupaten yang ramah terhadap HAM, seperti di Palu, Solo, Wonosobo, Jayapura, dan di tempat-tempat lainnya.
"Saya tahu bahwa polisi saat ini memang paling banyak diadukan warga ke Komnas HAM," katanya.
Ia menilai perlu ada upaya-upaya nyata yang konkret untuk membenahi kepolisian dengan perspektif HAM.
Ia sendiri mengaku menghargai dan mengapresiasi misalnya Polres Jakarta Utara yang serius dalam mengupayakan pengarusutamaan HAM di lingkungannya.
"Ini yang harus ditiru oleh jajaran kepolisian yang lainnya, jajaran yang lainnya. Dan kita butuh kehadiran polisi yang bisa memberikan rasa aman, memberikan rasa nyaman bagi seluruh warga masyarakat," katanya.
Presiden serukan anti-kekerasan pada Hari HAM sedunia
Jumat, 11 Desember 2015 19:17 WIB