Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) membuka program studi pendidikan profesi apoteker, sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang kesehatan.
"Program studi ini dapat menjadi wadah yang unggul dalam melahirkan apoteker profesional yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam dalam bidang farmasi," kata Ketua Jurusan Farmasi Unja Indri Maharini di Jambi, Senin.
Dia menjelaskan, Pembukaan prodi ini berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 691/E/O/2024.
Kehadiran program studi ini, katanya, merupakan kabar gembira bagi para lulusan S1 farmasi yang ingin melanjutkan pendidikan profesi.
Dengan adanya program studi ini diharapkan sebagai rujukan bagi pendidikan apoteker berkualitas, lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki integritas tinggi dan siap berkontribusi aktif dalam bidang kesehatan.
“Tetapi juga kompetensi serta integritas yang tinggi, kami berkomitmen untuk terus menjaga standar kualitas dan memastikan bahwa lulusan kami siap menghadapi tantangan dunia kerja serta memberikan kontribusi positif dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang farmasi,” kata Indri.
Indri Maharini mengatakan pula bahwa proses penyusunan kurikulum program studi profesi apoteker telah melakukan studi banding ke beberapa perguruan tinggi serta lokakarya yang menghadirkan pakar farmasi dan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Dalam proses penyusunan dokumen kurikulum ini, dilakukan studi banding (benchmarking) ke Universitas Padjajaran, Universitas Andalas, dan Sekolah Tinggi Farmasi Padang untuk memperoleh gambaran mengenai kurikulum profesi apoteker yang sudah diterapkan di institusi-institusi tersebut.
Selain itu, Farmasi FKIK Unja juga mengadakan lokakarya kurikulum untuk meninjau kurikulum program profesi apoteker FKIK Unja. Kegiatan ini diikuti oleh para pemangku kepentingan, termasuk dari apotek, rumah sakit, puskesmas, PBF, BPOM, industri, dan alumni, yang memberikan masukan terkait kurikulum yang disusun.