Muarasabak (ANTARA Jambi) - Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) mengeluhkan prilaku pengusaha sarang burung walet yang tidak terbuka melaporkan hasilnya.
"Susah tagih kepengusaha walet karena kurang transparansi hasil yang didapat," katanya melalui Kabid Pendapatan pada DPKAD, Inos Santo S di Muarasabak, Senin.
Dikatakannya, prospek usaha sektor ini sebenarnya masih menjanjikan. Yang menjadi kendala banyaknya penampung sarang burung walet dari kabupaten ini, sehingga pihaknya tidak mengetahui pengusaha ekspor kemana.
Tahun ini pihaknya ditargetkan PAD dari sektor ini sebesar Rp50 juta, dan yang telah terealisasi sebanyak Rp30 juta.
Namun saat ini harga sarang walet mulai mengalami penurunan. Kondisi ini dikeluhkan pengumpul sarang walet asal Kecamatan Muarasaabak Timur. "Sekarang kurang pasokan sarang walet karena susut. Dua tahun sebelumnya menghasilkan 100 sarang walet untuk tiap bangunan sekarang hanya 50-an," kata Andi.
Menurutnya, di Tanjabtim belum ada pengusaha yang membongkar bangunan yang dijadikan sebagai tempat penangkaran burung walet.
"Berbeda dengan di Kota Jambi yang sudah membongkar bangunan sarang walet. Berkurangnya hasil sarang walet karena burung walet yang tidak ada, lalu burung walet juga ada yang mati.