Jambi (ANTARA Jambi) - Jalan Sungai Gelam di Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi rusak parah hingga dua kilometer sehingga membahayakan pengendara yang melintas di jalan berstatus jalan provinsi tersebut.
Gubernur Jambi Zumi Zola yang meninjau langsung jalan tersebut, Selasa, mengatakan dari dua kilometer jalan yang rusak tersebut empat titik dinyatakan rusak berat dan perlu penanganan cepat.
"Dari Sungai Gelam hingga Desa Kebun Sembilan sudah merupakan jalur berbahaya bagi warga saat ini, apa lagi ketika hujan maka jalan ini layaknya sungai berlumpur," katanya di lokasi.
Dijelaskannya, jalan Sungai Gelam merupakan jalur produksi yang sekaligus jalur penopang ekonomi warga yang tinggal di wilayah perkebunan dan sekitar perusahaan perkebunan kelapa sawit serta perusahaan pertamina di kawasan tersebut.
Menurut Zola, kondisi ruas jalannya memang cukup memprihatinkan. Bahkan tak sedikit kendaraan besar harus terbenam ketika mencoba melintasi lubang-lubang besar yang cukup parah.
"Untuk sementara kita perbaiki dulu jalan yang berlubang dan berlumpur sampai proses pengerasan, kita juga telah menganggarkan perbaikan jalan ini pada tahun 2017 sebesar Rp7 miliar," katanya menjelaskan.
Sedangkan penangganan cepat kata Zola, Pemprov juga mengirimkan empat unit alat berat berserta material ke lokasi jalan yang kondisinya rusak berat agar transportasi masyarakat tidak terganggu.
"Kita kasihan juga dengan masyarakat yang menggunakan sepeda motor dengan kondisi jalan becek seperti ini dan mobil juga slip. Hari ini kita kirim empat unit alat berat dan materialnya, ini hanya sementara, nantinya juga alat berat akan membantu menarik mobil dan truck yang terjebak," katanya.
Di samping itu, Zola juga mengimbau perusahaan-perusahaan yang lalu lalang di kawasan itu atau yang menggunakan jalan provinsi tersebut agar ikut membantu pemerintah dalam melakukan perbaikan jalan.
"Mereka kan menggunakan fasilitas negara dan ini jalan produksi, jadi tolong dibantu apa saja, baik itu alat atau materialnya. Kalau perusahaan menunjukkan kepeduliannya, masyarakat pun akan merasa terbantu," ujarnya.
Dikatakannya, dengan banyaknya kendaraan milik perusahaan yang setiap harinya melintasi jalan tersebut, juga membuat masyarakat sekitar meminta agar ada pembatasan lalu lintas/tonase kendaraan perusahaan tersebut.
"Ini teguran dari masyarakat kepada perusahaan. Kalau masyarakat bilang begitu berarti selama ini pihak perusahaan tidak peduli sama masyarakat, tolong hormati masyarakat karena jalan ini milik masyarakat," katanya menambahkan.(Ant)