Jambi (Antaranews Jambi)- Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, upaya pendidikan yang dilaksanakan di pondok pesantren sejalan dengan gerakan pramuka di Indonesia untuk mempertahankan kesatuan dan mengembangkan kepemimpinan yang patriotik.
"Dengan adanya kesamaan atau sejalan ini maka tercetuslah Perkemahan Pramuka Santri Nasional (PPSN) yang tahun ini telah lima kali dilaksanakan," kata Menteri Agama Lukman Hakim saat membuka PPSN ke-V di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti-Musa, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Kamis.
Pendidikan pesantren dan gerakan pramuka kata Menteri Lukman, juga mengajarkan menghargai kemajemukan dan perbedaan sebagai upaya menjaga kerukunan antarumat beragama.
Sejarah pondok pesantren di Indonesia menurut Lukman, adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dengan mengembleng para pejuang dan juga hingga saat ini bangsa Indonesia memasuki gerbang pembangunan.
Apalagi saat ini lanjut Menteri, pola dan gaya hidup masyarakat sebagian mulai bergeser dari semangat kebangsaan dan kebersamaan yang mulai luntur pada arus globalisasi saat ini.
"Tapi sampai saat ini pondok pesantren terus menggelorakan akan pentingnya menumbuhkan spirit cinta tanah air dan patriotisme. Sama dengan gerakan pramuka," katanya.
Menteri Lukman Hakim juga mengajak semua pihak untuk menjadikan pramuka sebagai sebuah gerakan yang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab semua pihak atau milik bersama.
"Gerakan pramuka harus milik bersama, karena nilai-nilai gerakan pramuka itu sesungguhnya menjadi modal penting dan prasayarat bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing," katanya.
Selain itu menurut dia, gerakan pramuka merupakan sebuah gerakan kebangkitan dan komitmen dari praja muda untuk ambil bagian dalam pembangunan misi kemanusiaan.
"Gerakan pramuka komtimen membangun generasi muda menjadi warga negara yang unggul dan bertanggung jawab melalui nilai-nilai Dasadarma dan Trisatya pramuka," kata dia menambahkan.
Sementara itu, PPSN merupakan ajang tiga tahunan yang mempertemukan para pramuka dan penegak yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren seluruh Indonesia dengan tujuan utamanya menguatkan nasionalisme dan cinta tanah air yang akhir-akhir ini mulai terdegradasi.
Kegiatan pelaksanaan PPSN juga merupakan upaya pemerintah dalam mengenalkan kepada masyarakat tentang ciri khas dan keunggulan gerakan pramuka di pondok pesantren beserta tradisinya.
Pada PPSN tahun 2018 yang digelar di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti-Musa, Provinsi Jambi itu, diikuti 3.000 peserta, 200 sangga kerja, 375 tapak kemah, 100 panitia penyelenggara, 200 panitia pelaksana, 156 juri dan 13 instruktur.
Tercatat sedikitnya ada 319 Kegiatan Rotasi, baik indoor maupun outdoor. PPSN juga menggelar Kegiatan Mensprit seperti istighatsah, shalat berjamaah, kultum, qiyamullail, khatmul qura`an, simaan dan ijazah kitab kuning barzanji.