"Pada 2016 hanya ada dua hari asap, 2017 tidak ada sama sekali, 2018 juga tidak ada sama sekali," kata Siti dalam Forum Medan Merdeka Barat 9 di Jakarta, Kamis.
Ia menyebut upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sejak 2015 yang dikoordinasi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dan Menteri Bidang Koordinator Perekonomian telah berhasil menurunkan titik panas indikator kebakaran hutan dan lahan sampai 80 persen lebih.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mencatat penurunan luas area yang terbakar hingga 92 persen.
"Waktu pelaksanaan Asian Games dan Asian Para Games kita mati-matian menjaga agar tidak ada asap. Sekarang sudah mulai hujan, tapi dari pantauan kita masih ada beberapa titik yang terbakar karena kita tetap terus pantau," ujar dia.
Ia mengatakan tindakan korektif yang dijalankan Presiden Joko Widodo dalam penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan berjalan baik, demikian pula koordinasi pencegahan dan penanggulangan kekabaran hutan dan lahan serta pembenakan instrumen terkait dan pelibatan langsung masyarakat.
Menurut Siti, puluhan ribu orang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Upaya mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan sejak 2016 juga dilakukan dengan melakukan patroli terpadu di 72 kabupaten, 349 kecamatan, dan 1.255 desa di delapan provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yang mencakup Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Hingga 2018 total ada 300 pos patroli terpadu yang menjangkau 1.255 desa di delapan provinsi tersebut.
Baca juga:
Pemerintah siaga cegah asap jelang Asian Games
BRG siapkan 200 sumur bor antisipasi asap