Patokan minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Agustus naik 15 sen menjadi 57,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan internasional minyak mentah Brent untuk pengiriman September, turun 12 sen menjadi ditutup pada 64,11 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran pada Senin (8/7/2019) mengumumkan bahwa Iran telah meningkatkan konsentrasi uranium yang diperkaya menjadi 4,5 persen, melewati batas 3,67 persen yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir internasional pada 2015, kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan.
Behrouz Kamalvandi, juru bicara, mengatakan kepada IRNA bahwa uranium yang diperkaya hingga 5,0 persen dari kemurnian digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.
Sebelumnya pada hari itu, Kamalvandi mengatakan bahwa Iran bertujuan untuk memproduksi 20 persen pengayaan uranium sebagai langkah selanjutnya jika para penandatangan kesepakatan nuklir, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, tidak membantu Iran mendapatkan keuntungan dari keistimewaan ekonomi negara tersebut, menurut kantor berita Tasnim.
Pada Minggu (7/7), Iran mengumumkan bahwa mereka telah memulai langkah-langkah untuk memperkaya uranium melampaui kemurnian 3,67 persen.
Setahun setelah Amerika Serikat keluar secara sepihak dari perjanjian nuklir, Iran menarik diri dari bagian perjanjian nuklir pada 8 Mei dan mengancam tindakan lebih lanjut jika kepentingannya berdasarkan pakta tidak dapat dijamin.
Harga energi mendapat dukungan karena para pedagang khawatir bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat mengganggu aliran minyak. Namun, kenaikannya dibatasi karena pelaku pasar terus khawatir atas perlambatan ekonomi global, yang akan berdampak pada permintaan minyak, catat para ahli.
Baca juga: Harga minyak naik dipicu ketegangan Iran dan pengurangan produksi OPEC
Baca juga: Minyak perpanjang kenaikan, didukung laporan mengejutkan pekerjaan AS