Kerinci (ANTARA) - Etape VII Kayu Aro-Sungai Penuh, Jambi, Jumat(8/11) menjadi lintasan paling pendek pada Tour de Singkarak 2019 dengan panjang lintasan hanya 82,9 kilometer.
Namun karakter lintasan yang berupa pegunungan dengan dua tanjakan dan dua titik sprint dipastikan akan cukup memberikan tantangan bagi pebalap.
Apalagi balapan akan dilakukan di ketinggian 1.400 mdpl yang sedikit banyak mempengaruhi pernafasan.
Baca juga: Pebalap hadapi tantangan etape terpanjang Tour de Singkarak 2019
Setelah start di Air Terjun Telun Berasap Kayu Aro pada pukul 14.00 WIB, pebalap akan langsung dihadapkan pada tanjakan pada kilometer 13,8. Tanjakan pertama itu tidak main-main karena masuk hors categorie (HC) atau yang paling berat, kemudian disambung tanjakan pada kilometer 44.
Setelah itu pebalap akan pacu cepat hingga ke finish di Dermaga Danau Kerinci dengan dua titik sprint pada kilometer 53,5 dan kilometer 71,1.
Diperkirakan waktu tempuh untuk jarak pendek itu sekitar 2 jam hingga pukul 16.10 WIB.
Pebalap Indonesia pemilik red and white jersey, Agung Sahbana menilai lintasan etape 4-6 Tour de Singkarak 2019 yang lebih dari 200 kilometer secara berturut-turut sangat menguras tanaga pebalap.
Baca juga: Tiga pebalap Indonesia bersaing sengit di etape VI TdS 2019
Menurutnya, balapan dengan lintasan panjang dan pendek sebaiknya diselang seling sehingga bisa memberikan kesempatan untuk pemulihan.
Sebanyak 75 orang pebalap yang tersisa akan beradu cepat di lintasan cantik, terbentang diantara kebun teh yang menjadi salah satu favorit ratu Kerajaan Belanda itu.
Baca juga: Rustom Lim tercepat di etape terpanjang TdS 2019
Etape VII jadi yang terpendek
Jumat, 8 November 2019 9:15 WIB