Jambi (ANTARA) - Sekitar 50 persen dari total juru parkir (jukir) di Kota Jambi berhenti memberikan jasa parkirnya karena banyak titik parkir seperti tempat makan dan hiburan yang tutup.
"Jumlah jukir di luar kawasan ada 400 orang, saat ini jukir kita tinggal 200 orang yang masih memberikan jasa parkir kendaraan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Saleh Ridho di Jambi, Kamis.
Sementara itu, untuk jumlah jukir dalam kawasan saat ini juga turun jumlahnya. Penurunan jumlah jukir dalam Kawasan terdampak pandemi Virus Corona (COVID-19) sekitar 30 persen.
Menurunnya jumlah jukir yang beroperasi menyebabkan penerimaan retribusi di Dinas Perhubungan Kota Jambi turun karena retribusi dari parkir kendaraan tersebut pemasukan-nya cukup besar dibandingkan sektor-sektor penerimaan retribusi yang ada di Dinas Perhubungan.
“Yang sangat terasa dampaknya pada kondisi saat ini yakni pendapatan retribusi dari parkir luar kawasan, karena saat ini banyak tempat usaha yang tutup seperti tempat makan, kafe dan lainnya,” kata Saleh Ridho.
Hingga 22 April 2020, penerimaan retribusi Dinas Perhubungan Kota Jambi baru mencapai 28,16 persen dari target Rp11,5 miliar. Artinya realisasi retribusi di dinas tersebut baru mencapai Rp3,2 miliar.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, per April seharusnya penerimaan retribusi di dinas tersebut mencapai 30 persen lebih dari target yang ditetapkan. Namun saat ini realisasinya baru mencapai 18,16 persen.
Ada tiga jenis retribusi yang dipungut melalui Dinas perhubungan daerah itu, yakni retribusi parkir, retribusi pengujian kendaraan bermotor dan retribusi terminal. Saat ini ketiga jenis retribusi tersebut realisasinya turun dampak dari pandemi COVID-19.
Sementara itu, Rahmanto salah seorang jukir di Kota Jambi mengatakan ia berhenti sementara memberikan jasa parkir kendaraan karena lokasi yang biasa ia gunakan untuk memberikan jasa parkir tutup.
“Tempat kita memberikan jasa parkir tutup, jadi saat ini terpaksa kita mencari pekerjaan lain, pekerjaan-nya ya serabutan,” kata Rahmanto.