Chicago (ANTARA) - Emas melonjak lagi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi), memperpanjang keuntungan untuk hari keempat berturut-turut, karena data ekonomi suram AS dan ketegangan perdagangan AS-China yang baru menambah kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Baca juga: Investor buru emas, khawatirkan pelemahan ekonomi berlangsung lama
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat (15/5/2020) menunjukkan penjualan ritel AS merosot 16,4 persen pada April, di tengah penguncian atau lockdown virus corona yang telah menutup bisnis ritel.
Sementara itu Federal Reserve AS mengatakan pada hari yang sama bahwa produksi industri turun 11,2 persen pada April, penurunan bulanan terbesar dalam sejarah indeks 101-tahun di tengah wabah COVID-19 yang sementara waktu menutup banyak pabrik.
Federal Reserve New York menempatkan indeks negara bagian Empire di negatif 48,5 poin pada Mei, angka yang merupakan terendah kedua dalam catatan, menunjukkan kondisi memburuk.
Baca juga: Harga emas Antam terus menguat hingga Rp917.000/gram
Menambah skenario ekonomi yang suram adalah gesekan antara Amerika Serikat dan China terbaru karena wabah virus corona, dengan Presiden Donald Trump menyatakan dia bahkan dapat memutuskan hubungan dengan Beijing.
"Orang-orang enggan mengambil risiko dan masa depan tampaknya tidak pasti ... Emas memberi Anda rasa perlindungan sekarang karena kita akan memasuki periode ini," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, seperti dikutip oleh Reuters.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 91,4 sen atau 5,66 persen, menjadi ditutup pada 17,07 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli melonjak 42,1 dolar AS atau 5,43 persen, menjadi menetapkan pada 817,1 dolar AS per ounce.