New York (ANTARA) - Kurs dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mencapai level terendah dua tahun di awal sesi dan ketika investor mencerna data beragam tentang klaim pengangguran AS menjelang laporan payrolls (data penggajian) pada Jumat.
Langkah tersebut terjadi setelah penurunan empat persen untuk indeks pada Juli, persentase penurunan bulanan terbesar dalam satu dekade, karena investor melarikan diri ke euro dan mata uang lain yang tampaknya bertahan lebih baik ketika negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan pandemi virus corona.
Indeks dolar awalnya memangkas keuntungan pada Kamis (6/8/2020) tetapi sebagian besar berfluktuasi setelah data klaim pengangguran menunjukkan lebih sedikit orang Amerika Serikat yang mencari tunjangan pengangguran minggu lalu. Tetapi itu juga menunjukkan bahwa 31,3 juta orang menerima cek bantuan pengangguran pada pertengahan Juli, menunjukkan pasar tenaga kerja AS sedang mandek.
"Pasar sebagian besar hanya berkonsolidasi sedikit setelah pelemahan luar biasa yang kita alami akhir-akhir ini," kata Axel Merk, presiden dan kepala investasi di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California.
Investor tertarik untuk melihat rincian lebih lanjut tentang situasi ketenagakerjaan AS dalam laporan pekerjaan bulanan pada Jumat waktu setempat.
“Data pekerjaan yang positif dapat membantu mengurangi tekanan pada dolar. Tetapi jika data memperburuk kekhawatiran tentang kerapuhan ekonomi AS, itu bisa memicu penurunan lagi untuk mata uang," ungkap Joe Manimbo, ahli strategi pasar senior di WesternUnion Business Solutions, dalam sebuah catatan pada Kamis (6/8/2020).
Investor juga menunggu anggota parlemen AS untuk menyetujui paket dukungan baru terkait pandemi virus corona. Partai Republik dan Demokrat pada Kamis (6/8/2020) tetap terbelah tentang apa yang harus dimasukkan dalam gelombang bantuan berikutnya, meskipun pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan ekonomi AS membutuhkan "dorongan tambahan" untuk mengatasinya.
Para analis khawatir bahwa program seperti tunjangan pengangguran menutupi kerusakan mendasar pada ekonomi.
Euro menguat 0,1 persen menjadi 1,1869 dolar setelah sebelumnya mencapai tertinggi dua tahun di 1,1916 dolar.
Di pasar negara berkembang, lira Turki mencapai rekor terendah terhadap euro. Analis memperingatkan inflasi dan memperkirakan upaya negara itu untuk membantu mata uang akan kesulitan.
"Itu mengkhawatirkan karena bisa memiliki efek riak di tempat lain," kata Merk.
Dolar Aussie terakhir naik 0,6 persen menjadi 0,7237 dolar AS.
Kota terbesar kedua di Australia, Melbourne, memulai penguncian total enam minggu pada Kamis (6/8/2020), menyusul kebangkitan kasus COVID-19.
Baca juga: Dolar AS jatuh, dipicu naiknya selera investor pada aset berisiko
Baca juga: Dolar tergelincir saat investor tunggu pembicaraan stimulus Washington
Baca juga: Dolar AS menguat terangkat data ekonomi positif