Pamekasan (ANTARA) - Hujan deras mengakibatkan longsor di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebanyak lima orang santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Pamekasan, Jawa Timur, meninggal dunia akibat musibah tebing longsor Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.
"Total jumlah korban tujuh orang, lima orang meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang santri lainnya selamat," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono.
Kelima orang santri korban tebing longsor yang meninggal dunia itu, semuanya berasal dari luar Kabupaten Pamekasan, yakni dari Kabupaten Jember sebanyak tiga orang, Sampang satu orang dan dari Kabupaten Sumenep sebanyak satu orang.
Masing-masing bernama Santi (14) warga Desa Dukohmencek, Kecamatan Sukorambi, Nur Azizah (13) dari desa yang sama, serta Siti Komariyah (17) asal Desa Palampang, Kecematan Sumber Jambi, Jember Jawa Timur.
Baca juga: Longsor akibat hujan deras terus mengancam, kini giliran Pamekasan
Baca juga: Angin kencang rusak rumah warga Pamekasan
Korban meninggal dunia dari Kabupaten Sampang bernama Robiatul Adawiyah (14) asal Desa Poreh, Kecamatan Karangpenang, sedangkan yang dari Kabupaten Sumenep bernama Nabila (12), asal Desa Sempong Barat, Kecamatan Pasongsongan.
Dua diantara kelima jenazah korban tebing longsor ini sudah berada di rumah duka, sedangkan tiga orang santri meninggal lainnya yang berasal dari Jember akan diantarkan.
"Saat ini kami masih berkoordinasi untuk pemulangan ketiga orang jenazah ini," kata Budi Cahyono, menjelaskan.
Musibah bencana alam tebing longsor ini yang menimpa santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah asuhan KH Muhedi ini terjadi Rabu (24/2) sekitar pukul 02.00 WIB.
Bencana alam yang menelan korban lima orang santri meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang lainnya selamat ini berawal dari hujan lebat yang terjadi mulai sekitar pukul 00.30 WIB.
Tiba-tiba tebing setinggi sekitar 7 meter yang ada di samping pondok pesantren longsor dan menimpa dua kamar pondok putri yang ditempati tujuh orang.
Warga di sekitar pesantren langsung bergotong royong menyingkirkan material tanah yang menimpa dua kamar pondok santri putri.
"Tiga orang berhasil dievakuasi sesaat setelah kejadian, dan dua santri lainnya, tadi sekitar pukul 7.00 WIB," kata Budi Cahyono, menjelaskan.
Kecamatan Pasean termasuk salah satu kecamatan dengan status daerah rawan longsor diantara tujuh kecamatan lainnya yang masuk daerah rawan bencana lainnya.
Selain Pasean, kecamatan lain yang juga masuk dalam status rawan bencana tanah longsor, Kecamatan Waru, Pakong, Pegantenan dan Kecamatan Kadur, Pamekasan. Dua kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, masuk wilayah kecamatan dengan status rawan banjir.
Baca juga: Banjir genangi puluhan rumah di Pamekasan
Baca juga: Angin kencang robohkan rumah warga Pamekasan
Baca juga: Bukit Waru Pamekasan longsor akibat hujan deras