New York (ANTARA) - Minyak sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah menguat dua hari berturut-turut, namun masih bertahan di dekat 70 dolar AS per barel didukung oleh pengurangan produksi produsen minyak utama dan optimisme atas pemulihan permintaan di paruh kedua tahun ini.
Harga minyak mentah Brent dan minyak mentah AS mengakhiri minggu ini cenderung datar, masing-masing terkikis 0,2 persen dan 0,7 persen setelah harga-harga menyentuh level tertinggi 13 bulan pada Senin (8/3/2021), menyusul kenaikan tujuh minggu berturut-turut.
Baca juga: Imbal hasil obligasi AS naik lagi, harga emas terkikis 2,8 dolar
"Permintaan untuk aset-aset berisiko seperti minyak terus didukung oleh paket bantuan Gedung Putih dan berita utama vaksin yang optimis mengalir hampir setiap hari," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan pemulihan permintaan minyak yang lebih kuat tahun ini, terutama di paruh kedua. OPEC, Rusia dan sekutunya memutuskan pekan lalu untuk mempertahankan pembatasan produksi hampir tidak berubah.
Baca juga: Saham Spanyol ditutup untung lagi, indeks IBEX 35 naik 0,60 persen
Para pengebor AS juga menahan diri, mengurangi jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi untuk pertama kalinya sejak November, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
"Rebound yang lebih kuat dari perkiraan pada paruh kedua tahun ini menyiratkan bahwa ekonomi global dan karenanya prospek permintaan minyak hampir mengatasi kesengsaraan akibat COVID," kata analis PVM.
Baca juga: Saham Inggris kembali menguat, Indeks FTSE 100 terkerek 0,36 persen
Analis RBC Capital mengatakan fundamental untuk bensin musim panas adalah yang paling bullish dalam hampir satu dekade.
Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, mengalami penarikan besar pada stok bensinnya pada minggu lalu karena badai musim dingin di Texas mengganggu produksi penyulingan.
Harga minyak lebih tinggi yang berkelanjutan diperkirakan akan mendorong produsen-produsen AS untuk meningkatkan produksi, yang pada akhirnya dapat membebani harga, tulis analis JPMorgan.
Baca juga: Saham Jerman setop keuntungan, Indeks DAX 30 jatuh 0,46 persen
JPMorgan memperkirakan produksi minyak AS akan mencapai rata-rata 11,36 juta barel per hari tahun ini dibandingkan dengan 11,32 juta barel per hari pada 2020.
Awal pekan ini pemerintah merevisi turun produksi minyak mentah AS pada 2021. Produksi diperkirakan turun 160.000 barel per hari menjadi 11,15 juta barel per hari, penurunan yang lebih kecil dari perkiraan bulanan sebelumnya untuk penurunan 290.000 barel per hari.
Baca juga: Saham Prancis untung 5 hari beruntun, Indeks CAC 40 naik 0,21 persen