Muarabulian, Batanghari (ANTARA) - Para pedagang bendera merah putih dan umbul-umbul di Kabupaten Batanghari mengeluhkan turunnya omset penjualan di tengah kenaikan harga bahan baku kain dan ongkos perjalanan.
"Masa pandemi ini sangat mempengaruhi penjualan bendera menjelang HUT Kemerdekaan tahun ini. Terlebih dengan pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)," kata seorang pedagang bendera di Muarabulian Kabupaten Batanghari, Dani, Kamis.
Pemberlakuan PKM di berbagai daerah juga kerap membuat ia dan teman-temannya harus menyesuaikan diri dengan melengkapi dokumen untuk melakukan perjalanan.
"Bahkan setiap perjalanan saya harus melakukan tes swab antigen," kata pria asal Bandung, Provinsi Jawa Barat itu.
Sementara itu, ia menyebutkan harga bahan baku kain untuk bendera maupun umbul-umbul pada tahun ini mengalami kenaikan. Selain itu juga dampak pandemi juga terasa pada ongkos perjalanan yang mengalami kenaikan.
Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia para penjual bendera mulai marak menjajakan barang dagangannya di Kota Muarabulian, Kabupaten Batanghari. Meski 17 Agustus terhitung beberapa hari lagi, para penjual mengaku saat ini dagangannya masih sepi peminat.
Setiap tahun menjelang momen hari kemerdekaan, ia selalu berjualan bendera tepatnya di Kota Muarabulian omset penjualan turun drastis hingga 50 persen.
"Ya omset turun sampai 50 persen," katanya.
Dani menyebutkan, pada tahun 2020, sepuluh hari menjelang 17 Agustus atau HUT RI biasanya ia bisa mendapatkan hasil penjualan sehari Rp2 juta per hari.
"Namun sekarang paling hanya Rp700 ribu hingga Rp1 juta," terangnya.
Omset penjualan bendera turun di tengah kenaikan harga bahan dan ongkos
Kamis, 12 Agustus 2021 13:13 WIB