Kontingen dayung Jabar awalnya hanya menargetkan 13 medali emas. Nyatanya, hingga dua hari jelang berakhirnya perlombaan cabang olahraga dayung, Jabar mampu membawa pulang 19 emas.
Bahkan capaian itu melampaui perolehan medali saat Jawa Barat menjadi tuan rumah PON pada 2016 silam. Saat itu, Jabar mengoleksi 18 emas dan keluar sebagai juara umum cabang olahraga dayung.
"Di luar ekspektasi karena di nomor jarak pendek kita selalu lewat, tetapi Alhamdullilah kita mampu memperoleh medali emas di jarak-jarak yang bukan spesialisasi kita," ujar Alia di Teluk Youtefa, Selasa.
Ia mengatakan suksesnya mempertahankan capaian juara bertahan itu tak terlepas dari berjalannya proses regenerasi atlet. Seleksi yang ketat sejak dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Daerah (Porda) membuat Jabar tak kekurangan stok atlet tangguh.
Bahkan dari sisi peta kekuatan antara atlet Pelatnas dan Pelatda, kata dia, tak jauh berbeda. Para debutan bisa mendekati bahkan mengimbangi catatan waktu senior-seniornya.
"Kita hampir sama, cuma antara senior dan junior untuk waktu mereka relatif sama tidak beda jauh. Persaingan antara atlet juga ketat," kata dia.
Usai penyelenggaraan PON Papua ini, Pordasi Jabar akan mengembalikan atlet-atlet ke pengurus daerah untuk persiapan babak kualifikasi Porda. Pelaksanaan Porda juga akan menjadi bagian seleksi atlet untuk dibawa ke Pelatda sebagai persiapan menuju PON Aceh.
"Setelah babak kualifikasi mereka akan konsentrasi di Porda, dan kemudian setelah Porda, kita akan melakukan pemusatan latihan untuk PON di Aceh. Atlet kita memang banyak di Pelatnas, kebetulan persiapan SEA Games, untuk sementara di Pelatda kita ganti ke atlet-atlet lapis kedua. Jadi kita berkesinambungan semuanya," kata dia.