Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan penguatan kerja sama antara Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) menjadi kunci pemulihan ekonomi.
Indonesia saat ini adalah ketua KTT BIMP-EAGA dan dia sebagai ketua pertemuan. Ia menyebutkan, BIMP-EAGA telah menghasilkan kerja sama konkret antar wilayah di bagian timur Asia sejak pembentukannya pada 1994.
Baca juga: ASEAN dorong penguatan kerja sama sektor kunci dengan Australia
BIMP-EAGA juga telah berkontribusi dalam membangun perekonomian subkawasan melalui peningkatan daya saing konektivitas serta perdagangan pariwisata dan investasi.
"Namun, upaya kita selama pandemi menghadapi tantangan yang tidak kecil. Kita kehilangan waktu hampir dua tahun untuk mencapai berbagai target yang tercermin dalam visi BIMP-EAGA 2025, yaitu menciptakan wilayah yang tangguh, inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing dengan prioritas di bidang industri hijau, pertanian, dan pariwisata," kata dia.
Baca juga: Jokowi sampaikan tiga fokus ASEAN+3 untuk perkuat ketahanan kesehatan
Meski demikian, dia mengatakan, saat ini tanda-tanda pemulihan ekonomi negara berkembang di Asia dan Asia Tenggara mulai terlihat sehingga dia berharap proyeksi itu dapat tercapai.
"ADB memperkirakan perekonomian negara berkembang di Asia tumbuh 7,1 persen pada 2021 dan Asia Tenggara tumbuh 3,1 persen pada 2021. Kita perlu pastikan bahwa proyeksi pertumbuhan tersebut akan tercapai," kata dia.
Baca juga: Kerja sama infrastruktur jadi fokus pembahasan KTT ASEAN-Jepang
Ia juga berharap melalui pertemuan ini, para pemimpin negara dapat bertukar pandangan untuk mencapai visi BIMP-EAGA 2025 dan yakin penguatan kerja sama yang konkret dapat membantu pemulihan ekonomi yang selama dua tahun terakhir tertinggal.
"Saya berharap pagi ini kita dapat bertukar pandangan untuk mencapai visi BIMP-EAGA 2025 tersebut melalui inovasi, kerja sama yang lebih efektif, efisien, dan produktif, serta saling menguntungkan," kata dia.
Baca juga: Biden, ASEAN kecam junta militer Myanmar
Turut mendampingi dia pada konferensi itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar.