Jambi (ANTARA) - Setelah ada pemuda Suku Anak Dalam (SAD) yang menjadi TNI dan Polri, tiga pemuda lainnya dari Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi kini menimba ilmu menjadi mahasiswa untuk belajar ilmu pertanian di Universitas Jambi (Unja) dan di Polbangtan Bogor.
Atas bantuan bea siswa penuh dari PT Sari Aditya Loka (SAL) yang merupakan unit usaha dari Astra Agro, pemuda SAD Besiar (21) dan Bejujung (21) bisa berkuliah di Diploma 3 Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi, serta Fauzan (21) juga bisa berkuliah di Polbangtan Bogor.
Hingga Oktober ini, terhitung ketiganya sudah memasuki semester ketiga dalam pendidikannya. Sayangnya pandemi COVID-19 memaksa mereka untuk sementara harus menjalani perkuliahan jarak jauh atau daring karena belum adanya perkuliahan tatap muka di kampus mereka.
Namun, bukan menjadi halangan bagi ketiganya untuk mendalami ilmu pertanian yang ke depannya diharapkan bisa memandu warga SAD lainnya terkait ilmu pertanian yang akan menjadi masa depan untuk kelangsungan hidup kelompoknya.
Kelanjutan studi ketiga pemuda SAD tersebut merupakan rangkaian dari upaya pendampingan bersama di bidang pendidikan bagi warga SAD. Ketiganya sebelumnya bersekolah di sebuah SMK di Jawa.
Untuk bisa melanjutkan pendidikan berikutnya, juga harus melalui sebuah proses izin orang tua. Kebetulan salah satu dari mereka adalah putra dari tumenggung SAD di sana.
"Harus mendapat izin dari orang tuanya, dalam hal ini ibunya. Ketiganya berkeinginan untuk melanjutkan studi, dan ibunya juga merestui," kata salah seorang pendamping warga SAD dari PT SAL.
Ketiganya juga sempat bertemu khusus dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makariem ketika berkunjung dan menginap di pemukiman SAD di Sarolangun. Bahkan menteri berharap, para pemuda yang berkuliah di program D3 pertanian di Unja itu bisa melanjutkan hingga jenjang S1.
Menteri saat itu menyebutkan bahwa mereka menjadi inspirasi bagi pemuda SAD lainnya untuk bisa berkiprah. Ketiganya harus menjadi agen perubahan yang bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi lingkungannya.
Pendampingan bagi warga SAD saat ini terus dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, perguruan tinggi dan para penggiat. PT SAL sendiri memiliki komitmen untuk ikut mendukung pendidikan bagi anak-anak SAD.
Kendati saat ini mereka masih terkendala untuk memulai perkuliahan tatap muka, namun pendampingan dilakukan terus untuk membantu proses perkuliahan mereka. Terlebih Unja saat ini menggenjot program "Merdeka Belajar Kampus Merdeka" serta menghadirkan Laboratorium Desa Terpadu yang memungkinkan para mahasiswa belajar dan beraktifitas di luar kampus. Termasuk salah satunya di kawasan SAD di Sarolangun.
Teknologi pertanian yang mereka timba ilmunya akan sangat bermanfaat bagi warga SAD yang saat ini mengandalkan hidupnya dari hasil hutan. Sebagian sudah mulai melakukan praktik pertanian, bercocok tanam untuk kebutuhan pangan mereka.
Kolaborasi yang terjalin antar berbagai pihak, termasuk respon positif dari warga SAD untuk menyekolahkan anak-anaknya, tentunya dukungan dari para tokoh SAD sendiri itu sangat menentukan. Meski membutuhkan proses yang tidak tidak bisa instant, karena semuanya harus mempertimbangkan faktor sosial lainnya terkait dengan adat istiadat, kebiasaan serta karakter masyarakat.
Fauzan, Bejujung dan Besiar, merupakan bagian dari sentuhan dan fasilitasi bagi warga SAD. Pandemi COVID-19 tidak menghalangi bergulirnya program. Bahkan tengah dipersiapkan program bea siswa berikutnya untuk menyekolahkan pemuda-pemudi SAD untuk menjadi tenaga kesehatan.
Tiga pemuda SAD kuliah pertanian
Sabtu, 30 Oktober 2021 18:33 WIB