Jakarta (ANTARA) - Dokter gigi spesialis konservasi gigi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), drg. Iffi Aprillia Soedjono, Sp.KG mengatakan, berbagai kondisi gigi seperti gigi terpotong, gigi berlubang, tidak rata, dan lain sebagainya tak harus diatasi dengan pencabutan gigi.
Iffi menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dijadikan indikasi pencabutan gigi antara lain mahkota gigi sudah tidak bisa diperbaiki, akar gigi patah dan apabila dilakukan perawatan maka hasilnya tidak maksimal, alasan ortodonti dan gigi bungsu yang tumbuh miring.
"Dalam mencabut gigi, tidak boleh terlalu cepat juga tidak boleh terlalu lama menunggu gigi awal goyah," ujar dia.
Baca juga: Produk alternatif dapat kurangi risiko penyakit gigi-mulut perokok
Menurut Iffi, apabila gigi terlalu cepat dicabut, maka gigi memiliki tendensi bergeser yang cepat. Sementara saat gigi dicabut sebelum waktunya, maka bagian gigi yang berlubang akan menyebabkan gigi lain bergeser untuk mengisi bagian tersebut. Akhirnya, pada saatnya gigi tumbuh, maka gigi tersebut tidak ada tempat untuk keluar.
Lain halnya apabila Anda menunggu gigi goyang, maka akan menimbulkan gigi yang harusnya tumbuh jadi tumbuh ke belakang atau ke depan.
"Untuk mengetahui kapan waktunya yang tepat untuk dilakukan pencabutan, harus dikonsultasikan ke dokter gigi," kata Iffi.
Lebih lanjut, pada prinsipnya dokter akan menyarankan pasien menjalani perawatan terlebih dahulu sembari mempertimbangkan berbagai faktor sistemik.
Pada kasus lansia yang akan melakukan pencabutan gigi dan memiliki faktor sistemik, dokter gigi akan mengkonsultasikan ke dokter terkait. Apabila tidak disarankan untuk dilakukan pencabutan, maka akan dilakukan perawatan dan diupayakan gigi tersebut bisa digunakan secara normal.
Kini, seiring banyaknya masyarakat yang peduli untuk menjaga kesehatan kulit dan gigi, berbagai produk dan perawatan pun bermunculan untuk memperbaiki kondisi kulit dan gigi.
Iffi juga menyarakan, Anda sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter spesialis apabila ingin melakukan suatu perawatan karena setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda sehingga perawatan yang dilakukan juga berbeda.
Baca juga: Kebersihan gigi dan mulut cegah risiko komplikasi penyakit
Baca juga: Benarkah flouride bagus untuk kesehatan gigi?
Baca juga: Amankah "bleaching" gigi sendiri di rumah?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa