Jambi (ANTARA) - Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Jambi (Unja) menggelar pengabdian masyarakat kepada orang rimba atau warga Suku Anak Dalam (SAD) dalam rangka meningkatkan kesadaran hidup sehat.
"Dari segi kesehatan hal yang menarik mengenai budaya kesehatan pada Orang Rimba yaitu mereka lebih mengutamakan usaha-usaha pencegahan dibandingkan pengobatan," kata Ketua Organisasi Kampus Unja Siti Mashirotul Khoiriyah di Jambi, Kamis.
Siti Mashirotul menjelaskan dari segi pendidikan, kesadaran Orang Rimba akan pendidikan khususnya pengetahuan ilmiah atau scientific knowledge masih sangat rendah karena mereka menganggap pendidikan sebagai ancaman yang dapat merubah pola kehidupan dan adat istiadatnya. Hal tersebut yang menyebabkan keengganan Orang Rimba untuk bersekolah, sehingga pada umumnya Orang Rimba belum bisa membaca, tulis dan berhitung.
Kondisi tersebut menyebabkan orang rimba tetap tertinggal dalam proses perubahan sosial yang tidak bisa mereka hindari selama berinteraksi dengan masyarakat luar.
Terdapat ritual unik yang dilaksanakan oleh orang rimba untuk menghindari penyakit, sesandingan atau sesandingon, yakni dengan menjaga jarak dan menjaga kontak hubungan dengan anggota lain yang terkena penyakit.
Bahkan jika ada yang terkena penyakit yang dianggap cepat menular, seperti flu, batuk-batuk, dan lain sebagainya cenderung akan diungsikan keluar pemukiman mereka dan hanya dijaga kerabat terdekat dalam hutan sampai penyakitnya sembuh atau mungkin meninggal dunia.
Pencegahan ini juga berlaku saat orang luar baru datang ke pemukiman mereka sebelum berbaur mereka harus mendirikan pondok yang lokasinya agak jauh dari pemukiman orang rimba. Pemisahan tersebut berlangsung selama tiga sampai empat hari atau bisa juga sampai terbukti tidak membawa penyakit.
"Dalam buku “Orang Rimba Menantang Zaman” suatu penyakit, dalam pandangan Orang Rimba tidak hanya dilihat sebagai ketidakseimbangan kondisi fisik dan psikologis semata," kata Siti Mashirotul.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat organisasi kemahasiswaan Gempita SAD bersama Praktik Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KESMAS KAT) bekerja sama dengan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI-WARSI) melaksanakan 15 program pengabdian dan pemberdayaan. Diantaranya Wani Piro atau Mewarnai Mimpi Orang Rimba, ngobar dan ngopi atau nonton bareng dan ngobrol inspirasi.
Kemudian Barisaba atau belajar menulis bersama orang rimba, Madu Baca atau mari menjelajahi dunia dengan membaca, Macam atau mengenal angka cerdaskan anak bangsa dan Tantangan atau terapkan kebiasaan mencuci tangan.
"Kami berharap setelah dilaksanakan kegiatan tersebut dapat berdampak positif terhadap peningkatan status kesehatan orang rimba dan memberikan nilai tambah pada peningkatan sosial-ekonomi masyarakat yaitu bidang pendidikan dan ekonomi pada tataran rumah tangga," kata Siti Mashirotul.
Dan bagi mahasiswa diharapkan kegiatan tersebut mampu memberikan kesadaran pada masyarakat orang rimba yang mempunyai keterbatasan akses terhadap pelayanan publik.
Mahasiswa IKM Unja tingkatkan kesadaran hidup sehat orang rimba
Kamis, 3 Februari 2022 17:30 WIB