"Mereka merupakan rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara sebanyak 23 orang dan satu orang sopir yang mengantarkan rombongan ke Pantai Payangan," kata Bupati Jember Hendy Siswanto usai mengunjungi korban selamat di Puskesmas Ambulu.
Ia mengatakan rombongan tersebut melakukan kegiatan ritual di sekitar Pantai Payangan, namun pihaknya tidak mengetahui ritual seperti apa yang dilakukan hingga terseret ombak laut selatan.
"Dari peristiwa itu, 11 korban ditemukan meninggal dunia dan korban selamat sebanyak 13 orang, termasuk sopir rombongan," tuturnya.
Dari 11 korban peserta ritual yang meninggal tersebut, 10 orang di antaranya merupakan warga Kabupaten Jember dan satu orang warga Kabupaten Bondowoso yang merupakan anggota polisi aktif di salah satu polsek di Bondowoso.
Hendy mengaku masih belum tahu apa yang sedang mereka lakukan sehingga kejadian itu bisa terjadi dan sekitar pantai selatan memang berbahaya karena sering menimbulkan korban akibat kecelakaan laut atau lainnya, sehingga pihaknya bersama petugas terkait akan menelusuri kejadian itu kepada korban selamat.
Usai dari Puskesmas Ambulu, Bupati Jember bersama dengan Dandim 0824/Jember Letkol. Inf. C. Pangaribuan dan Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengunjungi rumah korban peserta ritual yang meninggal dunia yakni korban pasangan suami-istri Saiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariah yang berada di Kecamatan Ajung, dan korban Sulastri yang berada di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang.
"Atas nama pribadi dan Pemkab Jember, saya ikut bela sungkawa atas meninggalnya belasan orang di Pantai Payangan. Mari kita doakan bersama semoga mereka husnul khotimah," katanya.
Pemkab Jember juga memberikan santunan kepada keluarga para korban dan memberikan dukungan moril atas musibah yang terjadi di Pantai Payangan Jember.
"Saya minta kepada seluruh warga Jember untuk tidak beraktivitas di bibir pantai dulu sebab cuacanya berbahaya, tolong petugas terkait untuk memperketat penjagaan pantai," ujarnya.