Jakarta (ANTARA) - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meresmikan xEV Center, fasilitas pembelajaran dan pengembangan kendaraan listrik dan rendah emisi di Karawang, Jawa Barat, Kamis (19/5).
Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan xEV Center merupakan wujud nyata kolaborasi dan sinergi positif triple helix antara pemerintah, akademisi, dan industri otomotif dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
"Kami mendukung penuh pemerintah dalam upaya berkelanjutan dalam mencapai target netralitas karbon, karenanya xEV Center kami kembangkan sebagai bagian dari ekosistem era elektrifikasi melalui advokasi publik mengenai ragam pilihan dan teknologi elektrifikasi," katanya.
Toyota sendiri mengusung berbagai pilihan teknologi (multi pathway) kendaraan ramah lingkungan, mulai dari kendaraan dengan efisiensi bahan bakar tinggi, Flexi Engine (bio-fuel), hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang berbahan bakar hidrogren yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan kondisi Indonesia.
xEV Center didirikan di lokasi pabrik TMMIN Karawang 3 dengan luas area saat ini 600 meter persegi.
Proses pembangunan fase pertama fasilitas tersebut berlangsung sejak Juli 2020 lalu. Bentuk arsitektur xEV Center dengan pola Triangle Shape terinspirasi dari kolaborasi triple helix.
Dari namanya, huruf x di depan EV sebagai kepanjangan elektrifikasi merupakan wujud ragam teknologi elektrifikasi yang sudah ada. Huruf x menunjukkan fleksibilitas kendaraan elektrifikasi sehingga dapat menggunakan berbagai pilihan teknologi baik hybrid, battery, plug in, dan juga fuel cell, sehingga xEV Center dapat mendukung advokasi publik dengan ragam informasi teknologi elektrifikasi.
xEV Center juga nantinya akan menjadi fasilitas edukasi yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh publik baik bagi pemerintah, akademisi, siswa sekolah, dan masyarakat umum.
Kehadiran xEV Center bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencapai lingkungan yang lebih hijau melalui kehadiran berbagai teknologi elektrifikasi di Indonesia.
Saat ini fasilitas xEV Center memang baru dibuka untuk kalangan pemerintah dan akademisi. Namun, ke depan, fasilitas tersebut akan bisa dikunjungi masyarakat umum melalui reservasi yang akan dibuka di situs Toyota.
Tiga fase pembangunan
xEV Center dibangun dalam tiga fase. Pada fase pertama, fasilitas itu difokuskan untuk menyajikan beragam informasi terkait elektrifikasi kendaraan, mulai konsep kendaraan listrik dan jenisnya, contoh kendaraan hybrid yang sudah diproduksi termasuk komponennya hingga fasilitas pengisian daya di Outdoor Charging Station.
Ruang pameran sendiri terbagi dalam empat zona. Di Zona 1: Inisiatif Lingkungan, terdiri dari penjelasan mengenai kondisi lingkungan secara global dan Paris Agreement yang menjadi dasar target nasional mencapai netralitas karbon.
Dalam zona ini dijelaskan pula roadmap energy di Indonesia untuk mendukung upaya mewujudkan lingkungan yang lebih hijau, termasuk partisipasi aktif Toyota dalam Toyota Environmental Challenge 2050.
Pengunjung kemudian diarahkan masuk ke Zona 2: Teknologi, yang terdiri dari pemaparan klasifikasi kendaraan ICE (kendaraan berbasis fosil) dan xEV (kendaraan elektrifikasi) yang dilengkapi dengan video untuk menunjukkan bagaimana xEV bekerja untuk memudahkan publik memahami proses transmisi kendaraan xEV.
Selain itu di zona teknologi juga terdapat display xEV Cut Body, yakni Toyota Prius yang "dibelah" sehingga pengunjung bisa melihat penggambaran simulasi energi kendaraan xEV.
Komponen-komponen utama kendaraan xEV juga dijelaskan melalui wallchart dan display. Detail penjelasan komponen juga dapat diakses melalui teknologi masa kini yaitu menggunakan Virtual Reality dan Augmented Reality.
Di Zona 3: Eksosistem Hijau, pengunjung akan mendapat penjelasan mengenai konsep well to wheel emission yang mudah dipahami.
Ekosistem xEV, tipe-tipe pengisian, dan perlengkapan elektrik juga tersedia pada zona eksosistem hijau.
Display kendaraan PHEV dan stasiun pengisian daya juga dapat dengan mudah dilihat oleh pengunjung pada zona ini. Demikian pula pemanfaatan xEV sebagai sumber energi dan vehicle life cycle juga proses 3R baterai lengkap dihadirkan.
Di zona terakhir, Zona 4: Masyarakat Berkelanjutan terdapat ringkasan inisiatif kerja sama Toyota Indonesia sejak tahun 2018 bersama sejumlah Universitas di Indonesia (UI, LPEM UI, ITB, UGM, UNS, ITS, Universitas Udayana, dan Universitas Diponegoro) yang menghasilkan sejumlah penelitian yang bermanfaat di bidang elektrifikasi.
Ke depan, xEV Center akan meningkatkan fasilitasnya sebagai Toyota Capability Center dengan perluasan area Eco-Renewable Energy and Research lalu akan diikuti dengan area Mobility.
Dengan fokus utama bagi elektrifikasi teknologi di tahap pertama, fokus pada energi hijau akan menjadi target TMMIN di fase kedua pembangunan xEV Center sementara Mobility akan menjadi fokus di fase ketiga.
Di fase kedua nanti yang fokus pada energi hijau, berbagai teknologi dan fasilitas yang sumber energinya berasal dari energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kincir angin, kincir air, hidrogen, hingga panel surya akan dihadirkan di xEV Center untuk memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir.
Sedangkan pada fase ketiga, Mobility, xEV Center salah satunya akan memamerkan Intelligent Transport System.
Fokus bangun SDM
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menilai penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) jadi hal krusial dalam mengakselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
"Akselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik tidak hanya soal menggenjot dari sisi produktivitasnya saja, tetapi juga diperlukan pusat pembelajaran teknologi elektrifikasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri," katanya.
Taufiek Hal meyakini penguatan SDM akan memacu terciptanya inovasi produk yang kompetitif.
"Selain itu, perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan seputar industri elektrifikasi bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.
Taufiek pun berharap hadirnya Toyota xEV Center diharapkan dapat menunjang aktivitas Research, Development, and Design sehingga perusahaan bisa mendapatkan insentif tersebut.
Fasilitas Toyota xEV Center juga diharapkan jadi katalisator pengembangan teknologi dan industrialisasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia yang dapat meningkatkan ketahanan energi serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami optimistis industri otomotif di tanah air akan menjadi pemain penting dalam global supply chain, termasuk upaya memproduksi kendaraan dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan," katanya.
Sementara itu, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan penguatan SDM untuk mengembangkan kendaraan listrik jadi fokus utama yang tengah digarap perusahaan.
"Kami ingin perubahan mobil konvensional menjadi listrik benar-benar bisa dioptimalkan di Indonesia. Tapi kita tidak bisa hanya andalkan nikel saja. Yang penting adalah SDM-nya," katanya.
Bob juga tidak mempermasalahkan jika pabrikan otomotif lain lebih dulu melakukan pengembangan dan produksi mobil listrik mereka.
Menurut dia, penguatan SDM jauh lebih penting untuk dilakukan untuk bisa memperkuat industri kendaraan listrik di masa depan. Dengan demikian, industri otomotif tidak sekadar menjual produk tapi juga turut membangun teknologi dalam negeri.
"Kalau SDM (diperkuat), bisa ngapain aja. Tapi kalau cuma jualan mobil saja, dua tahun lagi, butuh dari negara lain lagi," ujar Bob.